Friday 21 December 2012

Mengeja Harapan Menebalkan Keyakinan

Sebuah Sore, 2 hari yang lalu..
Dipaksa secara kebetulan mendengarkan sebuah channel radio yang sedang membicarakan mimpi tahun ini.

Setiap mimpi yang terucap dan dibacakan satu persatu dari mulut sang penyiar radio, ternyata membuka pikiran bahwa tidak sedikit mimpi-mimpi orang di tahun ini bisa terkabul. Dari yang paling sederhana sampai mimpi yang sudah ada sejak dahulu kala. Sambil menikmati hujan yang turun sore ini, didalam sebuah mobil yang terjebak lampu merah hampir setengah jam lamanya, aku kembali terpusat dengan seksama, mendengarkan gelak tawa sesekali petuah yang dibicarakan oleh sang penyiar. Pertanyaan yang terus keluar dari sang penyiar ketika ada beberapa dari pemirsa jagad raya ini menelpon, " Apa mimpimu yang terkabul tahun ini ?" 

Ingin sekali menelepon beberapa deret nomor yang berulang kali diucapkan sang penyiar. Ingin rasanya menceritakan mimpi-mimpi yang ada dikepala, berbagi dengan canda tawa dan mempersilahkan orang-orang menghujatnya ketika memang mimpi ini hanya aku yang punya. Ketika menggantungkan harapan tidak jauh dari pelipis mata, ketika mengejanya dengan sesederhana mungkin, aku akan bercerita ketika di tahun ini, sebuah mimpi sederhana yang bahkan tidak aku rencanakan sebelumnya ada, dan sangat nyata
Tidak mau dianggap seorang munafik- aku, yang tentu saja hanya sebatas makhluk yang hanya mempunyai lebih banyak imajinasi semu dipikiran dan berjuta cita-cita, ketika ditahun ini - yang mana gencar diberitakan akan kiamat, memulai dengan mengeja harapan sederhana, ketika melihat kamu. Yah, lagi-lagi kamu. 
Seperti mengeja sebuah alfabet asing, menghapal dan memahami bentuk sebuah kenyataan bersamaan dengan sebuah keadaan yang sudah dari akarnya beda, adalah sebuah tingkat kesulitan yang tinggi. Awalnya hampir menyerah pasrah ketika sadar bahwa berimajinasi bebas lebih gampang daripada harus menebalkan keyakinan di dunia nyata. Harus memahami keadaan yang memang susah dipahami, harus melawan semua keterbatasan yang ada secara real. Beda sekali dengan berimajinasi, aku bisa saja membuat ceritaku sendiri denganmu, tentu saja. Akan bagaimana cerita kita pada akhirnya dan bla bla bla. Tapi kenyataannya ? Ini lebih susah daripada ketika kamu menggunakan rok mini dengan warna-warna mencolok dan lupa pake short, dan kamu diharuskan salto depan belakang. Sungguh rumit ! Ketika ada di suatu kondisi rumit seperti ini, aku akan memuja sebuah masa dimana ketika aku masih kecil, yang ada hanya aku balon dan permen. Tidak ada rasa serumit orang dewasa, tidak ada tetesan airmata dengan sebuah perasaan yang serius. 

Tapi terimakasih karena kamu, harapan sederhana yang aku eja tahun ini, bisa menjadi sebuah kenyataan yang penuh dengan narasi, kegoisan dan kenikmatan dalam berkorban. Terimakasih karena kamu, semua imajinasiku tidak berhenti begitu saja, karena kamu lebih indah daripada sekedar mimpi-mimpi bebas yang aku punya, Perasaan ini terasa nyata, hingga aku sadar ketika jari-jarimu mengisi celah-celah jariku dan menggenggamnya erat-erat. Terimakasih, ketika orang bertanya apa mimpiku tahun ini yang terkabul, aku bisa dengan pastinya menjawab dengan sedikit berbisik ketelingamu, " Itu Kamu"


“You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one.”
John Lennon

Tuesday 4 December 2012

Forever means ...

Susah sekali rasanya memahami keadaan akhir-akhir ini. Jelas bukan dengan gampangnya menyunggingkan sebuah senyuman dengan sebuah beban yang melekat. Sama seperti beberapa bulan yang lalu ketika aku masih berdiri tanpa tau harus menghadap kemana. Aku masih dengan melodi masa lalu, teringat dengan kuatnya ketika entah kapan aku masih merangkak untuk menemukan kebahagiaan. Itu sebelum kamu mempersilahkan aku untuk merasakan cerita yang sama didalam dekapanmu. Kamu membuat aku selalu kalah dengan rasa sepi. Kamu membuat aku yang tadinya hanya bisa merangkak, mencoba berlari ketika sebuah kebahagiaan ditawarkan beserta dengan senyuman sebagai pelengkapnya. Yah, senyumanmu adalah salah satu favoritku setelah anjing kesayangan kita. Tanpa keduanya ini, aku kembali sendu. Menerka-nerka apa yang terjadi akhir-akhir ini, mencoba memahami kamu dengan semua sudut pandang. Berusaha meyakinkan diri sendiri untuk menepis semua perasaan yang hanya bersifat fiktif. Aku cuma berusaha melonggarkan perasaan, mencoba untuk mengontrol kadar keterikatan perasaan ini yang sangat erat dengan keberadaanmu. Aku mencoba ikhlas dengan apa yang ada dipikiranmu suatu saat nanti, ketika mungkin saja kamu akan berlari menjauh, ataupun mengajakku berkelana bersama. Ketika menjadi miskin keyakinan tentang kamu, aku hanya bertumpu pada satu ingatan. Ketika hanya ada kamu dan aku yang sama- sama meyakinkan satu sama lain untuk selalu berjuang bersama, menepis semua omongan mereka yang fana, berjalan beriringan dengan bergandengan tangan. Aku memikul sebuah harapan, tanpa tau sebuah resiko ketika apa yang biasa aku sebut harapan, lambat laut hanya menjadi - Aku berharap. Sebuah harapan hanya akan menjadi klise ketika semua yang dirasa hanya bertumpu pada salah satu sudut. Bukan keduanya. Bukan pula kita. Hanya ada aku. Yah, hanya ada aku disini. Yang masih bergerak dengan diamku. Mencoba memahami sebuah keterikatan yang makin lama makin terlihat semu saja. 

I LOVE YOU FOREVER. 
i guess forever means until you find someone better.