Thursday 26 December 2013

Untuk Kamu, Selamat Menggantungkan Harapan Baru di Pohon Natal

Heidelberg, 24 Desember 2013
22.10 Waktu Dunia Belahan Masih Gelap 

Christmas Eve.
Setahun berlalu, semua cerita berubah hampir disetiap sudut sisinya. 
Tahun lalu aku menghiasi kamarmu dengan sebuah pohon natal kecil. Kita sama-sama menggantungkan boneka kecil berbentuk - Alexa di atas pohon sebagai pengganti bintang. Aku bersemangat menghiasi pohon Natal itu dengan lampu warna-warni. Aku gantungkan juga penyemangat-penyemangat kecil dari kertas yang sudah tertuliskan kata-kata tak bermakna dari dalam hati. Aku cuma membantumu membuat suasana Natal-mu seperti dirumah. Membuatmu selalu merasa nyaman ketika melihat pohon Natal sederhana dengan lampu warna-warni. Aku selalu teringat ketika kamu memintaku menunggu, ketika kamu harus balik ke rumah dimana kamu dibesarkan. Aku selalu menunggu di kota kita. Bermain bersama Alexa. Bermain tanpa kekhawatiran bahwa tidak akan ada lagi tahun-tahun selanjutnya, dimana kita bersama-sama menghias pohon Natal-mu, dan meyakini dalam hati kalo perbedaan penyebutan nama Tuhan ini, hanyalah sebuah jalan dimana kita dipaksa untuk memperjuangkan sebuah pikiran positif. Ini hanya sebuah penyebutan saja. Dimana siapa yang kami sembah adalah Dia yang meciptakan kami dalam kondisi dan waktu yang berbeda. Dimana Dia yang memberikan kami sebuah kesempatan memilih, memilih menggunakan nama yang mana yang nanti akan kami sebut untuk menyembah-Nya dalam setiap doa kami.

Natal kali ini, tanpa ucapan, tanpa menyenggolmu sedikitpun. 
Aku lakukan bukan karena aku lupa atau melupakan dengan sengaja. Aku hanya tidak ingin membuatmu merasa aku selalu muncul disaat yang tidak tepat. Lupakan tentang pohon Natal, lupakan tentang apapun yang sederhana yang pernah kita lalui beberapa waktu yang lalu. 
Bukan secara gampang menahan rasa untuk sekedar memberikan sebuah kata-kata ucapan yang dulu tanpa dipikirkan sudah secara refleks pasti aku berikan.

Senduku berbicara,
Ketika suatu harapan tidak terlaksana, maka jangan pernah sekalipun menggantungkan tinggi-tinggi .
Gantungkan ditempat yang bisa kamu raih. Biar ketika kamu sudah tau harapan itu bakalan tidak bisa terlaksana, kamu bisa menggantinya dengan harapan-harapan kecil lainnya. Dia, seperti permen karet yang sudah hilang rasanya. Melekat kuat tanpa alasan. Semakin aku berusaha melepaskan, semakin dia susah untuk menemukan jalan keluar, dari ingatanku. Jadi hanya ada satu cara untuk mengikhlaskan Natal tahun ini. Berusaha untuk tidak mengingat-ingat apapun yang pernah kita gantungkan di pohon Natal kecil kita, tidak mengingat-ingat genggaman tangan ketika kita menyusuri pantai selepas akhir tahun, tidak mengingat-ingat waktu aku menatapmu lama sambil beralibi menunggu sebuah letusan kembang api, ketika dengan herannya kamu bertanya. Yah Aku ketahuan melihatmu berlama-lama. Tidak mengingat-ingat sebuah proses diwaktu itu, waktu dimana hanya ada kamu dan cerita kita tanpa tersela orang lain. Ya, lebih baik tidak mengingat-ingat, mengingatmu dalam setiap doaku.

Hey Sugar,
Ich wünsche dir ein frohes Weihnactsfest, ein paar Tage, Gemütlichkeit mit viel Zeit zum Ausruhen und Genießen, zum Kräfte sammeln für ein neues Jahr :)

Aku tau kamu nggak pernah suka kalau aku pakai bahasa di dunia tempat aku berjuang sekarang, ah sudahlah. Toh aku juga hanya mengucapkannya disini saja.