Sunday 23 September 2012

Tersia-siakan Kata-kata

Who travels for love finds a thousand miles not longer than one !

i hate the stars because i look at the same ones  as you do, without you ...
Cukup perih memang ketika masalah muncul dan kamu bukan berada tepat didepanku untuk sekedar menyelesaikan berdua. Hanya dengan media komunikasi maya ini kita berdebat dan berkeluh kesah satu sama lain. Tentang ucapanmu ketika emosi melunjak tentang harapanku ketika kesepian datang dan ketika kita sama-sama melaju cepat dengan ego masing-masing. Kamu disana dan aku disini. Ini hanya beberapa hari memang. Belum saatnya membayangkan yang jauh lebih lama dari ini. Beberapa hari ini saja aku sudah susah payah menahan ego yang tersimpan demi membuatmu merasa nyaman disana, dengan liburanmu. Tapi mungkin memang benar, ketika semuanya tidak bisa dilihat dengan mata sendiri dan telinga sendiri, lebih susah buat menghargai apa yang sudah orang lain lakukan demi kita. Itu hanya akan jadi wacana ketika kita hanya mendengar dari orang lain, hanya bisa mengangguk-anggukan kepala kemudian melupakannya sepersekian detik kemudian. Aku menyayangkan sekali, ketika yang aku bayangkan demi kamu, cuma sekedar pelengkap cerita saja. Bukan yang terlalu berarti. Kamu masih saja menyamakan aku setingkat dengan mereka. Entah siapapun mereka. Aku hanya yang biasa diantara mereka. Tidak ada yang bisa membedakan aku buat seorang kamu yang tiap hari mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dari mereka. Aku tidak menyalahkan keadaan dan jarak ini. Aku tidak menyalahkan siapa-siapa dalam masalah ini. Bukan kamu bukan juga mereka, ketika aku tidak akan bisa setingkat lebih penting dibanding mereka. Aku hanya menghitung mundur dan berharap bakal ada kita berdua didalam sebuah keadaan yang aku sebut bahagia. Ini hanya harapan yang cukup mudah ditemukan disetiap wanita dimana saja. Harapan ketika bisa menjadi satu-satunya dan bukan pilihan buat seorang yang dia cinta. Harapan ketika bisa menjadi yang terlihat beda ketika dia berada ditengah keramaian sekalipun. Apa jadinya ketika jarak ini makin melebar ? Apa jadinya ketika bukan hanya ribuan kilometer saja yang akan kita lewati ? Apa jadinya kalo jarak ini bersemayam di hatimu ? Apa jadinya ketika aku mengucapkan selamat pagi di waktu yang berbeda cuma untuk melengkapi harimu dengan sebuah senyuman yang entah bisa kamu liat atau tidak.
Love puts the fun in together, the sad in apart, and the joy in a heart.

Aku akan mengajakmu menghargai waktu yang ada, seperti dulu aku mengajakmu untuk meruntuhkan semua tembok pembatas antara kita. Sekali lagi aku akan mengajakmu untuk berjuang bersama, ketika kita ditempatkan di keadaan yang tidak sempurna. Ketika kita hanya bisa pasrah selangkah kedepan. Yah, selagi aku masih bisa mengajakmu untuk berjalan bersamaku, akan kuajak kamu mengitari dunia. Selamanya


Note : *Forever means until you find someone better.

Monday 17 September 2012

Because I love You

"Because I love u. Its obvious. I completely love you." - No Strings Attached
  
Kutipan diatas cuma sebagai penyemangat malam ini. Entah datangnya dari mana sebuah perasaan yang menusuk- nusuk jiwa ini. Ini bukan hanya sebuah perasaan terbengkalai. Ini sebagian dari bentuk rasa kecewa yang memberontak tajam. Tapi tenang saja, bukan berarti aku membiarkan hal ini selalu bisa mengalahkan proses yang sudah mati-matian aku jalani. Bukan dengan gampangnya merobohkan semua tembok yang sudah menjadi awal pemisah kita. Bukan dengan gampangnya meruntuhkan setiap titik-titik ego mu yang terbangun kokoh. Malam hari ini semakin menua, sebuah ucapan darimu lewat media instant messanger membuah hati ini semakin terpuruk sendu. Hanya sepenting inikah aku diantara semua yang tidak terlihat ? begitu kemudian pikirku. Terlalu sering mungkin aku terlihat disetiap harimu. Ini mungkin saja membuatmu jengah. Hanya bermodalkan keingin-tahuan bahwa kamu baik-baik aja adalah alasanku untuk bisa setiap hari menemuimu. Bahkan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya aku perlu menggantikan namamu dengan sebuah alibi aku kangen anjing kecil kita yang kamu jaga. Ini hanya sebuah kecil proses padahal. Masih banyak yang bakal kita lalui. Tapi ketakutan tentang sakit hati dan serdadunya membuatku merasakan tidak siap untuk bertemu sebuah jarak yang membentang, segenggam rindu yang menerjang suatu saat nanti. You make my heart skip a beat ! Bahkan dalam keadaan kecewa sekalipun. Aku masih berharap untuk melihamu menunjukkan sebuah senyuman. Mendapatkan sebuah genggaman tangan dan bilang kalau ini hanya sebuah masalah kecil. Biar saja aku dihujani ribuan kata munafik untuk sekedar bilang aku baik-baik saja, biar saja aku merasakan rapuh kalau itu hanya aku saja yang bisa merasakan. Ini terlihat gampang dilewati. Asal bukan kamu yang merasakannya. Dari awal aku meyakinkan kamu, untuk masuk dalam sebuah komitmen ini bukan untuk merasakan sebuah kesakitan seperti yang kamu hindari dulu, aku yang memaksamu untuk sekedar percaya bahwa kita bisa melewati semuanya asal berdua. Tapi aku sekarang yang melanggar apapun yang aku yakini, aku memaksakan diri untuk maju sendiri, berjalan sendiri asal bisa tetap melihatmu di zona aman tanpa tersakiti. Ini bukan karena aku menyimpan kuat-kuat ego yang melekat. Ini hanya agar kamu bisa lebih bebas leluasa untuk selalu membutuhkanku, ketika saatnya tiba. Kamu bisa menggenggam tanganku ketika kamu butuh penopang, kamu bisa bercerita lagi ketika semua orang di dunia ini membencimu. Dengan semua rindu ini, aku akan menjadi pembelamu. If you come any closer, i'm not letting you go. i swear. 

 It may come off as a defense mechanism, but in the end honesty can only set you free. And setting yourself free is always a good start to build a lasting relationship.

note : aku memng tidak lebih penting daripada semua yang kamu suka. Lakukan apapun yang kamu mau yang aku tau cuma, nggak ada orang lain sekarang yang masih berdiri di zona tidak aman ini dengan semua kepsrahan dari awal, kecuali aku. Itu karena kamu.

Wednesday 5 September 2012

Kebahagiaan Yang Terbatas

Menarik nafas panjang dan sesekali melirik kearahnya. Ini bukan karena penyakit sesak nafasku kambuh. Ini karena sebuah pertanyaan yang sebenernya mungkin hanya sebuah canda gurau dan mungkin juga akan terlupakan sepersekian detik oleh sang penanya. Tapi tidak buatku. Aku yakin mimik mukaku sudah seperti orang yang gelisah setengah mati. Antara senang dan sedih antara murka dan tawa. Ditengah sebuah keadaan yang memaksaku menghabiskan suapan-suapan terakhir di makan malam kita hari ini, kamu membuatku melayang di udara, tapi di sisi lain kamu seperti melemparkan bom waktu yang entah bisa meledakkanku kapan saja. Ini tetap bukan salahmu. Ini  salah keadaan. Bukan karena aku tidak senang dengan sebuah pengungkapanmu, tapi mungkin karena kita diciptakan terlalu berbeda. Kalau saja bisa meminta pada Tuhan, kalau saja bisa mempersatukan apa yang membuat kita berbeda, mungkin aku tidak perlu gelisah seperti ini. Aku bisa saja melompat kegirangan dan langsung memelukmu erat-erat. Tapi tidak aku lakukan. Aku hanya berusaha menahan air dipelupuk mata ini agar tidak cepat-cepat terjatuh. Aku selalu berusaha menjaga bukan hanya perasaan ini, semua cerita apapun bentuknya. Aku  mulai belajar mengenal dirimu yang dulu hanya aku liat dan perhatikan ala kadarnya. Dalam hati aku berjanji untuk selalu mencuri-curi kesempatan melihatmu sampai puas. Walaupun sekarang tanpa aku minta pun kamu selalu ada disampingku. Tapi aku tetap tidak mau menyianyiakan setiap kesempatan berdua denganmu, selagi kita belum terpisahkan dengan jarak. Sebelum waktu tempat kita berpijak sudah tidak lagi sama, ketika kita masih sama sama melihat matahari dan bintang dengan waktu yang sama. Selama kita masih bisa menjawab dengan ucapan selamat pagi yang sama. Sebelum aku dan kamu terpaku dengan kebiasaan yang sudah berbeda. Aku selalu takut ketika waktu itu datang menjemput. Secepat-cepatnya aku berlari, waktu tetap dengan tempo yang sama, akan segera menyusulku dan mengajakku untuk beradaptasi bercerita ditempat yang berbeda. Ketika saatnya tiba, tolong berjanji padaku untuk selalu menjawab sapaanku, walaupun disana masih pagi dan disini sudah tengah malam. I love you, Sid. and always been you. 


Note : dengerin lagu Jet Lag - Simple Plan, Sid . Ini membuatku terbunuh pelan-pelan. Ketika kita berbeda benua. Ketika Matahari tak lagi sama waktunya.