Tuesday 17 September 2013

Minggu Terbaik


Sabtu Malam, 7 Sept 2013
21.28
Beberapa jam sebelum minggu tiba. Beberapa saat sebelum menjelang tidur. 
Aku mendapati ajakanmu unuk bertemu kembali. Sekedar mendengarkanmu bercerita, aku langsung mengiyakan. 


Minggu Pagi, 8 Sept 2013
08.05
Aku melihatmu lagi. Dengan muka yang masih layu, dengan mata yang masih setengah menutup kamu menyambutku datang. 


Hari ini sudah kita rencanakan dengan singkat. Tentang beberapa jam berharga ini, pastinya. Karena besok atau lusa mungkin sudah tidak bisa. Aku dan kamu sudah jauh berbeda sekarang. Beda jalan yang kita tuju. Aku sudah tidak menggenggam tanganmu lagi. Kamu pun tidak membutuhkan arahanku lagi. Ya, kita sudah memantapkan hati untuk memilih jalan yang berbeda. Walaupun masih dalam satu rasa, atau mungkin aku saja. Aku sudah menebalkan hati hari ini, apapun yang terjadi aku sudah melupakan sejenak luka apa saja yang sudah tertanam. Kita mulai hari ini dengan canda tawa dan cerita selayaknya dua bocah kecil yang sedang bermain pasir. Hari ini seperti biasa, seperti hari yang pernah kita lalui dahulu - ketika kamu masih menggenggam tanganku dengan eratnya - aku menemanimu mencari beberapa buku dengan topik kesayanganmu. Memang bukan hal romantis ketika kamu menyuruhku untuk menemanimu mencari buku, tapi entah kenapa, minggu ini adalah minggu terbaik setelah aku dilahirkan didunia ini tepat di hari minggu juga. Hari ini, setelah sekian lama aku merasakan kekosongan di sela-sela jariku, kamu menggenggam tanganku lagi. Kamu menggenggam tanganku kemanapun kamu berjalan. Menyusuri gang-gang sempit tempat pedagang buku menjualkan dagangannya, sembari bertanya kepada penjual, kamu tidak juga melepaskan genggaman tanganmu. Ini konyol, untuk beberapa saat aku mengedipkan sebelah mataku keatas ke arah langit, mengirimkan kode pada Tuhan, dan berkata dalam hati " Tuhan, tolong kerjasamanya, coba hentikan waktu beberapa jam ini aja" . Tapi mungkin Tuhan sedang mengerjakan doa-doa lain yang lebih penting dari sekedar permohonanku yang tidak berbobot ini. Setelah mendapatkan buku, kegiatan kesukaan adalah makan bersama. Ini sudah aku tunggu-tunggu daritadi. Bukan karena perut ini sudah terasa lapar, tapi selalu- ketika makan bersama- kamu selalu memulai bercerita. Aku selalu takut melewatkan waktumu jika sedang bercerita. Senyum kecilmu yang aku rindukan terukir lagi dalam selipan cerita-ceritamu yang belum sempat aku dengar sebelum ini. Kita bercanda kita tertawa sesekali melihat jam tangan dengan perasaan khawatir karena beberapa saat lagi kebersamaan kita akan terbatasi oleh waktu. Aku dan kamu sama dalam hal ini. Kita sama-sama sedang bernostalgia dengan waktu. Kita mendengarkan lagu kesukaan kita disela-sela cerita, sekedar sama-sama diam, menikmati minuman dan keceriaan yang ditawarkan Tuhan beberapa jam terbaik ini. 

Minggu Siang 14.02
Aku berpamitan pulang. Kamu mencium keningku. Aku memelukmu balik.
Aku menimbun kesedihan dalam minggu terbaik ini. 
Aku meruntuhkan pertahananku setelah terakhir kali kita menikmati perjalanan dalam sebuah gerbong kereta. 
Aku jatuh lagi. 


I miss you, already Sid.