Friday 21 December 2012

Mengeja Harapan Menebalkan Keyakinan

Sebuah Sore, 2 hari yang lalu..
Dipaksa secara kebetulan mendengarkan sebuah channel radio yang sedang membicarakan mimpi tahun ini.

Setiap mimpi yang terucap dan dibacakan satu persatu dari mulut sang penyiar radio, ternyata membuka pikiran bahwa tidak sedikit mimpi-mimpi orang di tahun ini bisa terkabul. Dari yang paling sederhana sampai mimpi yang sudah ada sejak dahulu kala. Sambil menikmati hujan yang turun sore ini, didalam sebuah mobil yang terjebak lampu merah hampir setengah jam lamanya, aku kembali terpusat dengan seksama, mendengarkan gelak tawa sesekali petuah yang dibicarakan oleh sang penyiar. Pertanyaan yang terus keluar dari sang penyiar ketika ada beberapa dari pemirsa jagad raya ini menelpon, " Apa mimpimu yang terkabul tahun ini ?" 

Ingin sekali menelepon beberapa deret nomor yang berulang kali diucapkan sang penyiar. Ingin rasanya menceritakan mimpi-mimpi yang ada dikepala, berbagi dengan canda tawa dan mempersilahkan orang-orang menghujatnya ketika memang mimpi ini hanya aku yang punya. Ketika menggantungkan harapan tidak jauh dari pelipis mata, ketika mengejanya dengan sesederhana mungkin, aku akan bercerita ketika di tahun ini, sebuah mimpi sederhana yang bahkan tidak aku rencanakan sebelumnya ada, dan sangat nyata
Tidak mau dianggap seorang munafik- aku, yang tentu saja hanya sebatas makhluk yang hanya mempunyai lebih banyak imajinasi semu dipikiran dan berjuta cita-cita, ketika ditahun ini - yang mana gencar diberitakan akan kiamat, memulai dengan mengeja harapan sederhana, ketika melihat kamu. Yah, lagi-lagi kamu. 
Seperti mengeja sebuah alfabet asing, menghapal dan memahami bentuk sebuah kenyataan bersamaan dengan sebuah keadaan yang sudah dari akarnya beda, adalah sebuah tingkat kesulitan yang tinggi. Awalnya hampir menyerah pasrah ketika sadar bahwa berimajinasi bebas lebih gampang daripada harus menebalkan keyakinan di dunia nyata. Harus memahami keadaan yang memang susah dipahami, harus melawan semua keterbatasan yang ada secara real. Beda sekali dengan berimajinasi, aku bisa saja membuat ceritaku sendiri denganmu, tentu saja. Akan bagaimana cerita kita pada akhirnya dan bla bla bla. Tapi kenyataannya ? Ini lebih susah daripada ketika kamu menggunakan rok mini dengan warna-warna mencolok dan lupa pake short, dan kamu diharuskan salto depan belakang. Sungguh rumit ! Ketika ada di suatu kondisi rumit seperti ini, aku akan memuja sebuah masa dimana ketika aku masih kecil, yang ada hanya aku balon dan permen. Tidak ada rasa serumit orang dewasa, tidak ada tetesan airmata dengan sebuah perasaan yang serius. 

Tapi terimakasih karena kamu, harapan sederhana yang aku eja tahun ini, bisa menjadi sebuah kenyataan yang penuh dengan narasi, kegoisan dan kenikmatan dalam berkorban. Terimakasih karena kamu, semua imajinasiku tidak berhenti begitu saja, karena kamu lebih indah daripada sekedar mimpi-mimpi bebas yang aku punya, Perasaan ini terasa nyata, hingga aku sadar ketika jari-jarimu mengisi celah-celah jariku dan menggenggamnya erat-erat. Terimakasih, ketika orang bertanya apa mimpiku tahun ini yang terkabul, aku bisa dengan pastinya menjawab dengan sedikit berbisik ketelingamu, " Itu Kamu"


“You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one.”
John Lennon

Tuesday 4 December 2012

Forever means ...

Susah sekali rasanya memahami keadaan akhir-akhir ini. Jelas bukan dengan gampangnya menyunggingkan sebuah senyuman dengan sebuah beban yang melekat. Sama seperti beberapa bulan yang lalu ketika aku masih berdiri tanpa tau harus menghadap kemana. Aku masih dengan melodi masa lalu, teringat dengan kuatnya ketika entah kapan aku masih merangkak untuk menemukan kebahagiaan. Itu sebelum kamu mempersilahkan aku untuk merasakan cerita yang sama didalam dekapanmu. Kamu membuat aku selalu kalah dengan rasa sepi. Kamu membuat aku yang tadinya hanya bisa merangkak, mencoba berlari ketika sebuah kebahagiaan ditawarkan beserta dengan senyuman sebagai pelengkapnya. Yah, senyumanmu adalah salah satu favoritku setelah anjing kesayangan kita. Tanpa keduanya ini, aku kembali sendu. Menerka-nerka apa yang terjadi akhir-akhir ini, mencoba memahami kamu dengan semua sudut pandang. Berusaha meyakinkan diri sendiri untuk menepis semua perasaan yang hanya bersifat fiktif. Aku cuma berusaha melonggarkan perasaan, mencoba untuk mengontrol kadar keterikatan perasaan ini yang sangat erat dengan keberadaanmu. Aku mencoba ikhlas dengan apa yang ada dipikiranmu suatu saat nanti, ketika mungkin saja kamu akan berlari menjauh, ataupun mengajakku berkelana bersama. Ketika menjadi miskin keyakinan tentang kamu, aku hanya bertumpu pada satu ingatan. Ketika hanya ada kamu dan aku yang sama- sama meyakinkan satu sama lain untuk selalu berjuang bersama, menepis semua omongan mereka yang fana, berjalan beriringan dengan bergandengan tangan. Aku memikul sebuah harapan, tanpa tau sebuah resiko ketika apa yang biasa aku sebut harapan, lambat laut hanya menjadi - Aku berharap. Sebuah harapan hanya akan menjadi klise ketika semua yang dirasa hanya bertumpu pada salah satu sudut. Bukan keduanya. Bukan pula kita. Hanya ada aku. Yah, hanya ada aku disini. Yang masih bergerak dengan diamku. Mencoba memahami sebuah keterikatan yang makin lama makin terlihat semu saja. 

I LOVE YOU FOREVER. 
i guess forever means until you find someone better.

Thursday 29 November 2012

Hujan Sore Ini

Masih setengah terlelap. Mungkin bukan dengan sengaja aku memaksa pikiran ini beristirahat sejenak. Ini demi hari ini yang aku rasa sedikit lebih longgar dari biasanya. Hanya setengah hari pikiran dan tenaga ini dipaksa berpacu untuk memahami bahasa asing yang memang seharusnya dipahami. Hujan datang dengan tiba-tiba beserta serdadu letupan halilintar yang menyambar. Masih sedikit dengan trauma masa kecil, aku menenangkan tangan yang gemetar ini karena hentakan petir yang bergemuruh. Aku boleh saja bernafas lega karena ada kamu disapingku. Tapi sepertinya kamu masih saja dengan duniamu, tidak sedikitpun melihatku yang sudah dengan susah payah menyembunyikan phobia terlaknat ini. Aku bukan takut hujan. Hujan bukan musuhku tentu saja. Aku suka hujan. Walaupun sekali dua kali aku harus membawa payung untuk melindungiku ketika hujan murka. Itu bukan berarti aku membencinya. Tapi aku lakukan agar aku bisa menari ditengah hujan keesokan harinya. Kamu seperti hujan sore ini. Rasanya jengah dengan segala hentakan masalah yang bertubi-tubi. Sudah penuh tampungan di dalam pikiran ini. Sudah sangat berat rasanya memikul ketidaknyamanan yang sudah lama bersemayam. Kamu seperti hujan sore ini. Tumpah dengan volume yang tidak sedikit, dengan serpihan-serpihan angin yang memaksa atom-atom bumi bergesekan. Entah apa yang kamu pikirkan, entah apa yang membuatmu tidak dalam posisimu sekarang, walaupun kamu masih dalam jangkauanku sekarang. Tapi entah dimana sebenarnya kamu. Yang jelas bukan lagi ada disini. Memaksa diri untuk memandangi hujan sore ini membuat aku merasa aku harus membawa penadah butiran-butiran air yang turun,sama seperti ketika melihatmu. Ingin rasanya memaksamu mengeluarkan apa saja yang menjadi bebanmu, kalau saja bisa. Aku sudah melepas semua ego, berusaha memgontrol semua keegoisan dengan sedikit demi sedikit menarik ujung-ujung bibir ini agar kamu tau, aku baik-baik saja. Aku merindukanmu seperti semua daun kering dimusim kemarau merindukan hujan. Aku merindukanmu seperti sebuah boneka merindukan tuannya. So ? Laugh like you've never been hurt. Over-thinking ruins you. Ruins the situation, twists things around, makes you worry and just makes everything much worse than it actually is. 


“Rain drops are not the ones who bring the clouds.” 
Sorin Cerin 

The sky goes from dark gray to almost black and a loud thunder snap accompanies the first few raindrops that fall. Heavy, warm, big drops, they drench me in seconds, like an overturned bucket from the sky dumping just on my head.
I miss you. always been you, Sid .

Sunday 18 November 2012

Selovakia Traditionelle Dörfer

übberaschend !
 woo-hoo \m/
Hari ini adalah  salah satu hari dimana masih ada sisa-sisa semangat yang sudah terkubur beberapa minggu ini. Untuk kesekian kalinya aku melirik jam ditangan, mencoba mempercepat waktu dengan memasukkan apapun yang aku suka ke dalam tas hitam ransel kesayangan. Menunggu matahari tepat ditengah ubun-ubun ternyata memakan banyak energi. Masih dengan sesekali melirik jam tangan, dan berharap matahari lebih cepat melintas, aku menunggu si Gito - sebutan buat salah satu teman kesayangan waktu kami sama-sama mempunyai cerita di sebuah tempat dimana kami sebut itu adalah tempat pelepas penat. Itu bukan hanya tempat singgah ketika kami diwajibkan untuk bermukim sementara untuk persyaratan lulus sebuah Universitas. Ini adalah rumah, tempat kami menemukan sebuah kenyamanan tak terbatas, menemukan canda tawa anak kecil di antara jurang-jurang pemisah kebun, menemukan gurauan para tetua yang menghabiskan sisa-sisanya hidupnya dengan bercocok tanam dan sekedar memandangi anak - cucunya bercengkrama dan berimajinasi bebas. Ini adalah rumah kedua kami. Tempat kami, suatu saat akan kembali lagi.

Disini, walaupun tidak ada kehidupan kota dengan segala kelengkapan hidup yang sangat dramatis, tanpa ada kemewahan dan kemajuan teknologi yang signifikan, sangat bisa dipastikan, tidak akan pernah ada yang menyesal, pernah menjadi sebuah keluarga di tempat yang kami sebut rumah ini. Dengan keanekaragaman bentuk karakter yang masih sangat alami, aku mencoba untuk mempertapakan pikiran dan perasaan. Membuang jauh-jauh masalah yang menggerogoti kepala untuk beberapa menit, menarik nafas panjang dan sesekali menghirup aroma khas tempat ini. Membentangkan tangan lebar-lebar dan bersorak-sorai seperti anak kecil, semua bebas dilakukan.



 Tempat yang selalu mengharapkan kehadiran kami.
Tempat kami selalu kembali.
Der ist sehr süß.

Dsn.Gondang, Desa Jeruk, Kec Selo, Kab Boyolali
Central Java

Thursday 1 November 2012

Hey Sugar ..

Hey Sid.. sudah masuk hari kelima dengan keadaanku terkapar nggak berguna seperti ini aku masih saja berharap ada kamu disampingku, sekedar menciptakan tawa bersama atau mungkin mengalihkan raa sakit yang aku rasa dengan cerita-ceritamu. Tapi itu semua cuma ada didalam imajinasi bebasku. Buktinya kamu tetap tidak ada dalam jangkauanku sekarang. 

Dalam doaku siang tadi, aku cuma meminta pada Tuhan, bukan muluk-muluk tentang masa depan, kali ini. Aku hanya memohon pada-Nya, biar kamu tetap dalam lingkaran semula, awal komitmen kita, 
Aku hanya memohon pada-Nya, biar kamu tetap memanggil dan mencari satu nama, 
Aku hanya memohon pada-Nya, biar disaat aku tidak bisa bermain bersama anjing kita, kamu tetap merawatnya seperti janjimu dulu ketika kita baru saja memulai cerita.. 

Hey Sid ..  ini hari ketujuh setelah tepat setahun yang lalu aku melihatmu dengan kaos merah. Aku sering sekali menyangkal kalau pada hari itu aku tidak memperhatikanmu. Aku bohong. Aku selalu melihatmu. 
Selamat menjalani bulan ketiga, sugar ..
Walaupun aku belum bisa mengucapkannya langsung .. 


I LOVE YOU, SUGAR





Cepatlah kembali.
Aku rindu.

Monday 29 October 2012

Sendu Ini Terjebak Begitu Saja

Sambil memejamkan mata dan sesekali mendengarkan alunan musik dari sebuah band indie, dan berkonsetrasi penuh pada aktivitas yang memaksa otak untuk memacu tenaganya berusaha lebih keras lagi memunculkan satu persatu bentuk-bentuk perjuanganku tentang hubungan ini. Yah hubungan kita lebih tepatnya. Memang selalu ada resiko di setiap pilihan. Dan mungkin benar katamu dulu, aku terlalu berani untuk menjalani apa yang terlihat abu-abu di hari esok. Ah , mungkin ini hanya kepasrahanku yang mengembang ketika akhir-akhir ini entah semuanya terlihat mengakar di sudut-sudut pikiran dan menjalar kemana saja. Mungkin juga karena aku terlalu nyaman untuk mentransfernya disini, bukan denganmu. Karena mungkin kamu sedang tidak ingin aku berceloteh panjang lebar dan hanya membuat harimu terbebani dengan setiap masalah-masalah kecil yang aku tidak bisa kerjakan sendiri.oke, well cukup dulu bercerita tentangmu. Masih banyak halaman kosong di dunia maya ini kalo sekedar menceritakan semua tentang kamu.

Ketika semua hubungan di dunia ini selalu mempunyai banyak cerita, berbeda versi tawa dan tangis. Berbeda pula bentuk dan kadar masalah yang mereka atau kita alami. Mungkin di belahan dunia lain, masalah yang kita anggap berat, terlihat lebih gampang dalam penyelesaian mereka. Ketika sebuah masalah-masalah klise yang menimpa sebuah hubungan (termasuk aku ), datang ketika sudah menjalani hari-hari dengan pasangan  dan memulai sebuah komitmen bukan berarti letak kesalahan terjadi ketika kita masih dalam kondisi pedekate. Masalah yang selalu banyak dirasakan sebuah pasangan adalah manis diawal pahit belakangan. ha-ha-ha (yakin, ini bukan pengalaman pribadi yang dulu-dulu kok). Ketika Pendekatan terlalu berbeda signifikan ketika sebuah pasangan sudah terikat dengan komitmen. Sebenarnya dimana sih letak perbedaannya ? Ketika masih dalam pendekatan, sebuah pasangan sama-sama sedang menjelajah cover personality masing-masing secara kesluruhan. Mereka hanya memandang tampak luar dengan intensitas tidak terlalu sering dan kadang lebih fokus untuk memperlihatkan sisi-sisi baik layaknya semua orang didunia ini adalah malaikat. Ini sebuah kesalahan fatal. Orang pedekate terlihat sama seperti calon presiden ataupun calon gubernur yang sedang berkampanye. Walaupun disatu sisi mereka berbeda keadaan, tapi ketika mereka mengobral janji masa depan, sangat lucu kalau faktanya mereka hampir seperti anak kembar. Mirip. 
Nah justru ketika kita sudah terikat dengan sebuah komitmen semua bisa saja terjadi. Semua bisa saja berubah sedikit demi sedikit. Ibarat kata, ketika belum tercapai orang mati-matian untuk berusaha, tapi ketika sudah mendapatkan apa yang diinginkan, dan apa yang kita inginkan sudah bisa kita liat di setiap harinya, bakal jadi hal yang sangat super-super biasa sekali. Sebenarnya apa sih guna punya komitmen dengan seseorang , kalau tujuannya cuma untuk menyakiti pasangannya ? Kalau cuma perasaan sakit yang bisa diberi kepada pasangan, masih banyak diluar sana penjahat-penjahat yang bisa dipacari. Paling tidak kamu bisa sedikit membantu para aparat keparat yang sukanya menjudge para pengais rejeki.

ah apalah arti masalah sederhana yang ada diatas kalo ujung-ujungnya kita masih saja tidak bisa melihat apa yang akan terjadi didepan. Masih sendu dan abu-abu. The best way to predict the future is to create it.

Be smart enough to hold on, be brave enough to let go !
all religions, arts, and sciences are branches of the same tree.

Friday 12 October 2012

Membirukan Senja

Never tell your friends all of your relationship problems, a relationship should only be between two people.

Aku terlalu memaksa keadaan belakangan ini. Semua yang tertimbun ini seakan menjalar perlahan disekujur tubuh walaupun masih sewajarnya. Membirukan senja yang sudah dari dulu selalu bewarna kemerahan adalah sia-sia belaka. Aku terlalu asik dengan harapan dan komitmen yang ada sehingga masih saja menepis semua keraguan yang tidak sewajarnya menjadi bayang-bayang. Sudah bisa diduga dari awal, mempunyai perasaan seperti ini hanya akan menyusahkan saja. Ketakutan yang tidak seharusnya terjadi terlontar begitu saja dan membuatmu tentu saja jengah. Saat itu juga aku berjanji untuk tidak akan mempunyai perasaan jealous yang tidak ada dasarnya seperti ini. Tidak akan lagi ada keluhanku tentang ketakutan-ketakutanku ketika kamu tertawa bersama orang lain. Kalaupun suatu saat akan ada lagi, aku akan menyimpannya sendiri. Bukan untukmu bukan untuk orang lain. Aku sudah berusaha untuk melewati hari hari belakangan ini dengan menyumbangkan senyuman disetiap pagi dan sebuah pelukan di sore hari. Tapi sepertinya kamu sedang tidak membutuhkan itu semua bahkan ketika hujan memaksaku untuk menari-nari ditengahnya. Mungkin hujan hanya bertoleransi ketika satu dua tetes airmata ini terjatuh bebas dan tidak terlihat olehmu. Ah tapi terimakasih karena dengan sikapmu yang entah tiba-tiba tidak aku kenal lagi aku semakin bisa sedikit melepasmu dari pikiranku. Walaupun hanya beberapa menit saja. Mungkin Aku tidak terlalu berarti dengan segala aktivitasmu, semua yang aku lakukan atau mungkin semua yang aku berikan tidak lebih indah dari waktu ketika pertama kali kamu mengatakan akan meruntuhkan tembok besar demi komitmen dan sebuah perasaan yang dinamakan sayang ini. Selalu saja yang diawal terasa lebih berarti. Dan ketika kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan setiap hari, hal-hal kecil ini tidak akan berarti dan terlihat lagi. Kalau saja ada time machine, dan semauku menekan tombol pause, mungkin hidup akan lebih sempurna. Ketika pertama kalinya kamu mengatakan tentang ketakutanmu ketika aku akan beranjak pergi, ketika pertama kalinya kita berdua memandang garis cakrawala di laut lepas yang sama, atau mungkin ketika pertama kalinya kita membicarakan seekor anjing yang akan kita rawat bersama. Ah sudahlah. Hidup selalu berjalan dengan hiruk pikuk masalah yang tidak bisa lepas dengan waktu. Mungkin hanya aku saja yang menikmati keseruan berkomitmen dengan kamu, lebih tepatnya mungkin berkomitmen dengan diri sendiri. Ketika pertama kalinya juga aku harus berjuang mati-matian dengan segala usahaku membuatmu menoleh dan memberikanku senyum serta sebuah pelukan hangat, ketika itu juga aku bertengkar dengan ego yang ada pada diri sendiri, tentang semua cita-cita yang sudah terpatri jauh sebelum bertemu denganmu yang mengharuskan aku lagi-lagi, memilih. Biarlah kamu menebak-nebak di linimasa sebuah hingar bingar yang ada di pikiranku saat ini. Aku mempersilahkanmu untuk menjadi paranormal sementara. sepertinya itu lebih baik daripada aku bicara.


“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best. 
- Marilyn Monroe ” 


Btw, kalo kamu mau tau, aku merindukan cerita kita dulu. Ketika kamu masih melihatku dengan sempurna, Sid :)

Monday 8 October 2012

Belajar Menjaga

Yah intinya pacaran itu kesadaran. Sadar kalo harus saling menjaga perasaan satu sama lain. That's all.
- @woghviolettoska


Hey Sid, du machst mich so glücklich!

Masih dengan alibi mengantuk, aku menyembunyikan wajah kesal dan kecewa. Sama sekali tidak ada niat untuk membohongi perasaan ini. Hanya sekedar menjaga hari ini, untuk tidak semendung hari kemarin cuma karena perasaan jealous yang tidak ada dasarnya ini. Terkadang ketidakwajaran perasaan ini menghantui terus lewat celah-celah pikiran negatif yang didukung oleh tersendatnya komunikasi dan beban aktivitas yang tidak kenal kompromi. Apalagi ketika ego sudah dipaksa keras untuk melawan diri sendiri. Ketika itu terjadi antara kita, rasanya pasrah dan hampir nyerah. Yah tapi selalu ada aja pikiran seperti ini,  before you give up, think of the reason why you held on so long ! Namanya juga proses. Harus bisa memilah mana yang pantas diperjuangkan mana yang wajib ditinggalkan. Aku tidak akan kalah dengan rasa gengsi yang akan bisa menggerogotiku sewaktu-waktu untuk menyembunyikan rasa sayang yang sudah menjalar di seluruh tubuh ini. Aku juga tidak akan kalah dengan cerita-cerita masa lalumu yang sampai saat ini berhasil aku tepis satu persatu ketika mereka mulai menggoyahkan kepercayaanku padamu. Masih dengan sedikit perasaan pesimis aku tahan pelan-pelan pikiran ini, masih dengan sejumput harapan ketika hanya aku satu-satunya pengisi harimu dengan canda tawa dan satu-satunya yang kamu cari ketika hidupmu sudah mulai dirasuki kebosanan yang matang. Aku memang tidak lebih baik dari pasangan-pasanganmu di masa lalu. Bahkan mungkin aku hanya sebagai penutup laramu ketika kamu sudah bosan dengan kesendirian yang memukulmu telak setiap hari. Tapi itu bukan suatu masalah, bahkan ketika kamu hanya memandangku sebelah mata. Aku sudah sangat bersyukur ketika Tuhan masih memberiku kesempatan mendapatkan sebuah pelukan hangat dan usapan lembut dikepala. Ketika hari-hari ini terlewati dengan damai. Aku memang tidak lebih cantik dibandingkan pasangan-pasanganmu di masa lalu. Bahkan mungkin aku hanya sebuah pelengkap untuk mengisi sela-sela jari jemarimu yang kosong dan sudah terlalu kaku jika dibiarkan seperti itu. Tapi itu bukan suatu masalah bahkan ketika kamu masih suka mengejekku dengan candaan yang biasa kamu lontarkan, kalau itu bisa membuatmu tertawa lepas. Dan aku akan bersyukur lagi pada Tuhan ketika Dia dengan segala kemuarahan hatinya masih saja membiarkanmu untuk selalu membutuhkanku dan menjadikan alasanku untuk selalu belajar menjaga apa yang pernah diperjuangkan, apa yang pernah menjadi satu-satunya alasan untuk dikorbankan demi masa depan, demi cita-cita yang menyudutkanku beberapa waktu ini. Percayalah, Sid, ini bukan suatu pilihan yang mudah ketika aku harus memilih sesuatu, dan mengharuskannya memasukkanmu didaftar salah satu pilihanku. Aku benci memilih. Sejak aku tau, aku tidak bisa tidak memilihmu. 

Words may sting, but silence is what breaks the heart

hey, remember ! past is just something we cant do anything about. Future, who knows. It coud be wonderful. Lets just be happy now !
 - Lovely Still

Thursday 4 October 2012

Sendu Yang Terlalu Cepat

Die Liebe wächst mit der Entfernung
Absence makes the heart grow fonder
Masih dengan menatap erat-erat kertas dan semua hingar bingar antara kami bertiga. Yah, Salah satu orang tuaku dan salah seorang agen yang akan memberangkatkan aku besok ke negeri orang. Pembicaraan singkat tentang prosedur ini membuatku mati kutu. Memang ini adalah sebagian besar mimpiku untuk melanjutkan sekolah di negeri orang. Tapi itu jauh sebelum bertemu denganmu. Jauh sebelum aku berpikir untuk mendapatkan sebuah kenyamanan dalam batas normal seperti ini. Entah kenapa sekarang aku benar-benar terpojokkan dengan mimpiku sendiri. Sendu ini terlalu cepat datang. Bahkan ketika aku belum mempersiapkan semuanya. Semua tentang kita nantinya. Semua tentang cerita yang akan kita hadapi dengan jarak yang terbentang ribuan kilometer. Berkali-kali aku menarik nafas panjang. Bisa dibayangkan ketika nantinya aku dan kamu menatap langit luas, menatap samudra yang terbentang biru, hanya garis cakrawala saja yang terlihat ? Bukan aku ataupun senyumanmu.  Ini hanya sekedar pikiran-pikiran pemberontak yang menuntunku enggan untuk melepaskan zona nyaman. Walaupun aku harus bersyukur dengan adanya kata-kata penyemangat jiwa dari mulutmu yang tiap hari kamu lontarkan, dengan sebuah senyuman untuk memastikan aku baik-baik saja. Aku rasa hari ini sedikit terlalu cepat menua. Senja ini semakin cepat memanggil-manggil matahari untuk bersembunyi di ufuk barat. Aku mulai pasrah. Aku mulai bertekad untuk menjaga hari-hari esok yang masih bisa aku rasakan berdua. Waktu itu akan segera tiba dengan pastinya, tapi sebisa mungkin aku akan menyematkan sisa-sisa asaku untuk selalu bercerita denganmu, mengisi penuh dengan canda tawa kita. Aku akan berangkat dengan segenggam kepercayaan dan sekotak kenangan yang akan aku buka kembali ketika aku menginjakkan kakiku  lagi dan bersanding tepat disampingmu. Dinegeri kita ini. Aku akan berjalan berdampingan lagi denganmu dan membayar hutang ketidakberadaanku selama aku disana. Kita akan berdua kembali. Ini mimpi baruku. 

one of the best feeling in the world is when you're hugging the person you love and they hug you back even tighter



Die große Liebe trifft man - wenn überhaupt - nur einmal im Leben. Ich bin verrückt nach dir, Sid.
Ich liebe dich von ganzem Herzen :*

Sunday 23 September 2012

Tersia-siakan Kata-kata

Who travels for love finds a thousand miles not longer than one !

i hate the stars because i look at the same ones  as you do, without you ...
Cukup perih memang ketika masalah muncul dan kamu bukan berada tepat didepanku untuk sekedar menyelesaikan berdua. Hanya dengan media komunikasi maya ini kita berdebat dan berkeluh kesah satu sama lain. Tentang ucapanmu ketika emosi melunjak tentang harapanku ketika kesepian datang dan ketika kita sama-sama melaju cepat dengan ego masing-masing. Kamu disana dan aku disini. Ini hanya beberapa hari memang. Belum saatnya membayangkan yang jauh lebih lama dari ini. Beberapa hari ini saja aku sudah susah payah menahan ego yang tersimpan demi membuatmu merasa nyaman disana, dengan liburanmu. Tapi mungkin memang benar, ketika semuanya tidak bisa dilihat dengan mata sendiri dan telinga sendiri, lebih susah buat menghargai apa yang sudah orang lain lakukan demi kita. Itu hanya akan jadi wacana ketika kita hanya mendengar dari orang lain, hanya bisa mengangguk-anggukan kepala kemudian melupakannya sepersekian detik kemudian. Aku menyayangkan sekali, ketika yang aku bayangkan demi kamu, cuma sekedar pelengkap cerita saja. Bukan yang terlalu berarti. Kamu masih saja menyamakan aku setingkat dengan mereka. Entah siapapun mereka. Aku hanya yang biasa diantara mereka. Tidak ada yang bisa membedakan aku buat seorang kamu yang tiap hari mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dari mereka. Aku tidak menyalahkan keadaan dan jarak ini. Aku tidak menyalahkan siapa-siapa dalam masalah ini. Bukan kamu bukan juga mereka, ketika aku tidak akan bisa setingkat lebih penting dibanding mereka. Aku hanya menghitung mundur dan berharap bakal ada kita berdua didalam sebuah keadaan yang aku sebut bahagia. Ini hanya harapan yang cukup mudah ditemukan disetiap wanita dimana saja. Harapan ketika bisa menjadi satu-satunya dan bukan pilihan buat seorang yang dia cinta. Harapan ketika bisa menjadi yang terlihat beda ketika dia berada ditengah keramaian sekalipun. Apa jadinya ketika jarak ini makin melebar ? Apa jadinya ketika bukan hanya ribuan kilometer saja yang akan kita lewati ? Apa jadinya kalo jarak ini bersemayam di hatimu ? Apa jadinya ketika aku mengucapkan selamat pagi di waktu yang berbeda cuma untuk melengkapi harimu dengan sebuah senyuman yang entah bisa kamu liat atau tidak.
Love puts the fun in together, the sad in apart, and the joy in a heart.

Aku akan mengajakmu menghargai waktu yang ada, seperti dulu aku mengajakmu untuk meruntuhkan semua tembok pembatas antara kita. Sekali lagi aku akan mengajakmu untuk berjuang bersama, ketika kita ditempatkan di keadaan yang tidak sempurna. Ketika kita hanya bisa pasrah selangkah kedepan. Yah, selagi aku masih bisa mengajakmu untuk berjalan bersamaku, akan kuajak kamu mengitari dunia. Selamanya


Note : *Forever means until you find someone better.

Monday 17 September 2012

Because I love You

"Because I love u. Its obvious. I completely love you." - No Strings Attached
  
Kutipan diatas cuma sebagai penyemangat malam ini. Entah datangnya dari mana sebuah perasaan yang menusuk- nusuk jiwa ini. Ini bukan hanya sebuah perasaan terbengkalai. Ini sebagian dari bentuk rasa kecewa yang memberontak tajam. Tapi tenang saja, bukan berarti aku membiarkan hal ini selalu bisa mengalahkan proses yang sudah mati-matian aku jalani. Bukan dengan gampangnya merobohkan semua tembok yang sudah menjadi awal pemisah kita. Bukan dengan gampangnya meruntuhkan setiap titik-titik ego mu yang terbangun kokoh. Malam hari ini semakin menua, sebuah ucapan darimu lewat media instant messanger membuah hati ini semakin terpuruk sendu. Hanya sepenting inikah aku diantara semua yang tidak terlihat ? begitu kemudian pikirku. Terlalu sering mungkin aku terlihat disetiap harimu. Ini mungkin saja membuatmu jengah. Hanya bermodalkan keingin-tahuan bahwa kamu baik-baik aja adalah alasanku untuk bisa setiap hari menemuimu. Bahkan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya aku perlu menggantikan namamu dengan sebuah alibi aku kangen anjing kecil kita yang kamu jaga. Ini hanya sebuah kecil proses padahal. Masih banyak yang bakal kita lalui. Tapi ketakutan tentang sakit hati dan serdadunya membuatku merasakan tidak siap untuk bertemu sebuah jarak yang membentang, segenggam rindu yang menerjang suatu saat nanti. You make my heart skip a beat ! Bahkan dalam keadaan kecewa sekalipun. Aku masih berharap untuk melihamu menunjukkan sebuah senyuman. Mendapatkan sebuah genggaman tangan dan bilang kalau ini hanya sebuah masalah kecil. Biar saja aku dihujani ribuan kata munafik untuk sekedar bilang aku baik-baik saja, biar saja aku merasakan rapuh kalau itu hanya aku saja yang bisa merasakan. Ini terlihat gampang dilewati. Asal bukan kamu yang merasakannya. Dari awal aku meyakinkan kamu, untuk masuk dalam sebuah komitmen ini bukan untuk merasakan sebuah kesakitan seperti yang kamu hindari dulu, aku yang memaksamu untuk sekedar percaya bahwa kita bisa melewati semuanya asal berdua. Tapi aku sekarang yang melanggar apapun yang aku yakini, aku memaksakan diri untuk maju sendiri, berjalan sendiri asal bisa tetap melihatmu di zona aman tanpa tersakiti. Ini bukan karena aku menyimpan kuat-kuat ego yang melekat. Ini hanya agar kamu bisa lebih bebas leluasa untuk selalu membutuhkanku, ketika saatnya tiba. Kamu bisa menggenggam tanganku ketika kamu butuh penopang, kamu bisa bercerita lagi ketika semua orang di dunia ini membencimu. Dengan semua rindu ini, aku akan menjadi pembelamu. If you come any closer, i'm not letting you go. i swear. 

 It may come off as a defense mechanism, but in the end honesty can only set you free. And setting yourself free is always a good start to build a lasting relationship.

note : aku memng tidak lebih penting daripada semua yang kamu suka. Lakukan apapun yang kamu mau yang aku tau cuma, nggak ada orang lain sekarang yang masih berdiri di zona tidak aman ini dengan semua kepsrahan dari awal, kecuali aku. Itu karena kamu.

Wednesday 5 September 2012

Kebahagiaan Yang Terbatas

Menarik nafas panjang dan sesekali melirik kearahnya. Ini bukan karena penyakit sesak nafasku kambuh. Ini karena sebuah pertanyaan yang sebenernya mungkin hanya sebuah canda gurau dan mungkin juga akan terlupakan sepersekian detik oleh sang penanya. Tapi tidak buatku. Aku yakin mimik mukaku sudah seperti orang yang gelisah setengah mati. Antara senang dan sedih antara murka dan tawa. Ditengah sebuah keadaan yang memaksaku menghabiskan suapan-suapan terakhir di makan malam kita hari ini, kamu membuatku melayang di udara, tapi di sisi lain kamu seperti melemparkan bom waktu yang entah bisa meledakkanku kapan saja. Ini tetap bukan salahmu. Ini  salah keadaan. Bukan karena aku tidak senang dengan sebuah pengungkapanmu, tapi mungkin karena kita diciptakan terlalu berbeda. Kalau saja bisa meminta pada Tuhan, kalau saja bisa mempersatukan apa yang membuat kita berbeda, mungkin aku tidak perlu gelisah seperti ini. Aku bisa saja melompat kegirangan dan langsung memelukmu erat-erat. Tapi tidak aku lakukan. Aku hanya berusaha menahan air dipelupuk mata ini agar tidak cepat-cepat terjatuh. Aku selalu berusaha menjaga bukan hanya perasaan ini, semua cerita apapun bentuknya. Aku  mulai belajar mengenal dirimu yang dulu hanya aku liat dan perhatikan ala kadarnya. Dalam hati aku berjanji untuk selalu mencuri-curi kesempatan melihatmu sampai puas. Walaupun sekarang tanpa aku minta pun kamu selalu ada disampingku. Tapi aku tetap tidak mau menyianyiakan setiap kesempatan berdua denganmu, selagi kita belum terpisahkan dengan jarak. Sebelum waktu tempat kita berpijak sudah tidak lagi sama, ketika kita masih sama sama melihat matahari dan bintang dengan waktu yang sama. Selama kita masih bisa menjawab dengan ucapan selamat pagi yang sama. Sebelum aku dan kamu terpaku dengan kebiasaan yang sudah berbeda. Aku selalu takut ketika waktu itu datang menjemput. Secepat-cepatnya aku berlari, waktu tetap dengan tempo yang sama, akan segera menyusulku dan mengajakku untuk beradaptasi bercerita ditempat yang berbeda. Ketika saatnya tiba, tolong berjanji padaku untuk selalu menjawab sapaanku, walaupun disana masih pagi dan disini sudah tengah malam. I love you, Sid. and always been you. 


Note : dengerin lagu Jet Lag - Simple Plan, Sid . Ini membuatku terbunuh pelan-pelan. Ketika kita berbeda benua. Ketika Matahari tak lagi sama waktunya.

Tuesday 28 August 2012

Ketika Kita Beda Benua

When you feel alone, just look at the spaces between your fingers, remember that in those spaces you can see my fingers locked with yours. absolutely, for-ever, Sid  :')

Waktu semakin cepat berlalu, sekuat apapun aku menariknya mundur, waktu tetap berjalan dengan percaya diri. Oke, baiklah kalau itu maumu, aku akan berjalan dengan cepat dan bukan tanpa cerita didalamnya. Aku menambahkan peran dan karakter untuk menemaniku berjalan sesuai waktunya.

Aku rasa bukan saatnya kita membuang-buang waktu untuk merasakan duka yang kita ciptakan sendiri. Aku menghentikan senyumku ketika kamu memulai untuk berkata sedikit keras hari ini. Entah sampai kapan aku mensugesti diri dan menahan ego ini agar tidak meluap dan menamparmu keras-keras. Aku benci keadaan ini. Aku selalu berusaha memalingkan muka untuk sekedar tidak melihatmu hingga emosi di dada ini lenyap dengan sendirinya. Aku tidak tau bagaimana jadinya cerita kita kalau saja kamu selalu membuang kesempatan yang terbatas ini dengan segenggam ego-mu yang kamu biarkan bebas bergerak dan berkembang tidak sesuai alurnya. Hey, aku tidak mau kamu menimbun semacam kebencian kelak, ketika kita sudah tidak sejalan lagi. Ketika kita sudah berbeda benua. Sengaja aku sembunyikan setiap kalender yang ada di setiap sudut rumah ini, agar aku tidak terlalu grogi ketika waktu memaksaku untuk menyiapkan diri beradaptasi ketika aku akan lebih jauh mengenal dunia. Bukan ketakutan ini yang mengganjal. ketakutanku hanya terpusat ketika aku perlu menggengam jari saat aku menyebrang jalan, ketika aku perlu sebuah pelukan  penenang jiwa saat hariku berantakan dan ketika aku perlu bercerita dan berkeluh kesah saat semua tidak berjalan sebagai mestinya. Aku yakin dengan pastinya sebuah foto tidak akan  cukup membuat harimu membaik dan kangenmu terobati kalau kita sudah terpisahkan beberapa ribu kilometer. Bersabarlah sekarang tahanlah egomu dan berusahalah menciptakan cerita yang lebih baik lagi, atau tidak sama sekali ...

Distance doesn't matter if you really love the person, what matters most is your honesty and trust for that relationship to work out !
We are the perfect couple, we're just not in the perfect situation.

Sunday 26 August 2012

You Are The Best Thing

Bukan karena aku setengah-setengah menjalani sebuah cerita ini tanpa ada rasa cemburu atau tanpa kata-kata pengikat. Bukan karena rasa sayang yang minimalis aku tidak melarangmu berbuat sesuka hati bahkan mungkin ada yang bertentangan dengan hati. Ini karena bentuk syukurku kepada Tuhan karena telah mempersilahkan aku, setidaknya berusaha dan menorehkan cerita bersamamu. Ini sudah lebih dari cukup. Ini lebih dari apa yang sudah pernah aku bayangkan. Ini sudah menembus batas imajinasiku. Tanpa rasa malu aku akui dengan bangganya, kalau kamu adalah salah satu deretan mimpi yang berada pada tingkat atas disetiap doa ketika aku berinteraksi dengan-Nya. Bukan dengan gampangnya aku menjalani sebuah cerita dengan mematok batas-batas yang aku sendiri tidak bisa melakukan. Aku perlu meyakinkan diri sendiri ini, bisa berjalan dengannya hari ini adalah harapan yang telah disetujui oleh Sang Pencipta. Jadi bukan saatnya membuang waktu untuk bisa bermain-main dengan rasa duka yang diciptakan sendiri. Aku tidak akan memulainya, ketika duka itu datang menghampiri, aku mempersilahkan kamu untuk segera menuntaskannya, entah dengan cara apapun. Biar kita selalu bisa menciptakan tawa. Ketakutanku kehilangan kamu sudah pasti lebih besar daripada ketakutanmu yang tidak ada ukurannya. Tapi cuma hal ini yang aku tau dengan pasti kalau aku selalu bisa lebih tinggi untuk ukuran kadar perasaan. Kamu bisa melakukan apapun bahkan tanpa bantuanku, sedangkan aku selalu mencari setiap sudut sosokmu yang aku bangga-banggakan. Kamu itu sempurna. Hampir tepatnya. Kalau saja ada yang menyebabkan kamu belum sempurna itu cuma karena kita berbeda. Selain itu menurutku kamu lebih dari hasil imajinasi yang aku gambarkan ketika aku dihadapkan pada sebuah kertas kosong, dihadapkan dengan tembok putih bersih dengan tinta warna-warni, atau hanya dihadapkan dengan sebuah tempat ibadah. Aku berimajinasi dengan semua doa dan harapan ketika ternyata Tuhan mewujudkan satu demi satu. Termasuk kamu . 

"You are the best thing that’s ever been mine"
-Taylor Swift -

Aku tidak lagi berharap terlalu indah untuk sebuah cerita ini, aku tidak lagi iri ketika melihat kearah lain ketika beberapa orang terlihat lebih baik dari kita berdua, aku tidak lagi berharap kamu bisa mempunyai perasaan lebih besar dari apa yang aku punya. Aku tidak selalu memimpikan kata-kata manis yang hanya dijadikan media untuk sekedar memberitahu dunia kita sama-sama saling menjaga. Aku sudah terlalu bersyukur ketika kamu masih dengan -prinsip yang terpatahkan, masih dengan segenap perasaanmu- apapun bentuknya- hanya untuk menemaniku selagi bisa. 
EK IS LIEF VIR JOU, SID !

Thursday 23 August 2012

Kamis Manis


Hari ini memang ditunggu-tunggu. Aku bangun dengan sisa-sisa mimpi yang masih menyala dalam otak, tapi segera aku tepis dan membutuhkan beberapa detik untuk benar-benar bangun. Mungkin aku memang seorang pemimpi, bahkan untuk hari ini aku benar-benar tidak bisa membedakan aku sedang bermimpi apa sedang berpijak di dunia nyata. Ini terlalu indah. Atau mungkin karena hari lalu tidak se-postif  hari  lainnya Aku masih tidak percaya diantara celah-celah jari ini sudah ada yang mengisi dan menggenggam erat. Aku tidak lagi melangkah sendiri, sudah ada derap langkah yang menemani di kamis manis minggu ini. Setelah beberapa waktu tidak bertemu, ketika janji untuk bertemu di kamis manis minggu ini sudah dinanti-nanti, akhirnya aku meihatmu. Melihat anjing kesayangan yang kamu jaga sepenuh hati, adalah keinginan pertamaku hari ini setelah melihatmu, tentunya. Masih dengan cerita kita dan pastinya tentang kamu yang membawa banyak perubahan, semangatku tidak mengendur untuk bersiap menghadapi hari bersamamu.   Hari ini dengan bangganya aku melangkah dan dengan sedikit harapan tidak ada yang menghalangi  apapun yang kita lakukan bersama. Dengan sedikit aktivitas yang biasa dilakukan, setelah memberi makan anjing kesayangan, kencan hari ini dimulai !
Hari ini terisi dengan redvelvet kesukaan kita, cerita tentang sepatu kesukaanmu, dan  lagi –lagi tentang anjing kesayangan. Hari ini cukup sederhana sebenarnya, hanya ada kamu dan aku yang sedang menjelajah mimpi. Bukan ! ini bukan mimpi. Dengan keyakinan penuh, aku percaya ini adalah cerita kita. Aku hanya butuh waktu seperti ini, waktu ketika kamu dan aku tersibukkan oleh aktivitas masing-masing dan kita bertemu oleh waktu yang kita ciptakan berdua.  Sederhana memang, hanya terisi oleh canda tawa dan sedikit gurauan penumbuh cinta.
"You can't blame gravity for falling in love. Gravitation is not responsible for people falling in love !"
-Albert Enstein-

Aku berterimakasih untuk kesekian kalinya ketika kamu membalikkan arah pandangmu untuk melihatku dan mau mengisi hari-hari ini dengan sedikit lukisan dan warna yang kamu punya. Berusaha mewarnai hari-hariku yang sudah lebih dahulu kelabu dan mencoretkan tinta warna-warni yang indah dan bergradasi. Menggenggam erat mimpi yang sudah berlayar mengikuti angin, berproses dengan sedikit terpaan badai, dan berlabuh di laut yang tenang dan damai.

Every time I get a script it's a matter of trying to know what I could do with it. I see colors, imagery. It has to have a smell. It's like falling in love. You can't give a reason why. -Paul Newman 

Tuesday 14 August 2012

Aku Dibalik Senyuman Kecil

Lagi-lagi dengan sebuah tulisan aku mengutarakan sebuah perasaan. Tidak dengan sengaja aku menulis lagi disini. Walaupun dengan pastinya kita sudah sama-sama saling menjaga. Tapi entah ada apa dengan hari ini. Aku merasakan kamu sedikit melonggarkan perasaanmu. Aku pesimis dengan sebuah keterikatan kita. Bukan aku tidak percaya tapi karena aku tidak mau terlalu berharap bakal ada cerita indah seperti di negeri dongeng. Aku memilih untuk menulis disini dan tidak mengatakannya langsung bukan karena aku tidak ingin berbagi, tapi disini, kamu lebih bisa membaca dengan seksama, dan merasakannya lebih dalam, tanpa harus beradu argumen. Biar saja hari ini aku yang kecewa, asal tidak merusak harimu. Dengan terpaksa aku mengakui, setiap kamu memalingkan muka, aku hanya takut kita membuang sedikit waktu yang kita punya hanya untuk memenangkan ego masing-masing. Sampai saat ini aku masih berhasil mengatur setiap tekanan yang terlontarkan agar tidak hanya menjadi peraduan semu. Kita ini saling mencinta, bukan saling mencerca. Kita ini saling menjaga, bagaimana mungkin aku tega melihatmu merana. Jadi simpan semua ego yang melebihi batas wajarnya sampai ketika aku akan berpindah benua. Buatlah ini menjadi kenangan nyata tidak hanya harapan masa lalu yang penuh dengan kata-kata. Aku merindukanmu untuk mencariku disetiap harinya. Aku merindukanmu mencariku untuk sekedar bercerita. Aku merindukan cerita kita dulu ketika hanya kita saja yang merasakan. Ketika hanya kita saja yang tau makna setiap senyuman kecil ketika sebuah pesan tertera dilayar sebuah media komunikasi. Sebuah pesan ketika akan ada senyuman ketika kita akan bertemu lagi. Aku merindukan setiap detail kecil proses yang sudah kita lalui sebelumnya. Mari bernostalgia dengan waktu yang kita punya, Sid !

Be free to write our own story. Follow our hearts and find love in our time ! - Merida

Oke, by the way Sid, even though neither of us know what the future holds, I know one thing for sure, you are the best thing that ever happened to me - XoXo

Wednesday 8 August 2012

Balada Rindu

"Tuhan menciptakan kangen diantara kamu dan aku agar kita saling mencari "

Kata-kata ini pernah aku tulis di jejaring sosial entah berapa bulan yang lalu. Itu bukan berdasarkan iseng semata. Tapi coba liat makna setiap kata yang tertulis ketika kita lagi-lagi dipojokkan dengan sebuah perasaan rindu. Yah, sederhana memang. Bahkan kadang terabaikan. Tapi hal kecil ini yang selalu bisa menjadi pemicu kobaran api yang bisa melenyapkan sebuah perasaan. Aku hanya terjebak dengan elegi dan ego yang ada ketika disaat bersamaan rindu ini juga mendekap. Entah apa yang akan aku lakukan untuk sekedar bisa menyampaikan tepat langsung ke sasaran utama, yaitu kamu. 
I can't forget the times we've shared together. The sadness and the happiness, the failure and success, the simple hugs and those tender kisses :)))). Bukan sekedar gombalan belaka kalo sampai aku mengutarakannya dalam sebuah tulisan bukan lagi langsung denganmu, karena mungkin ini hanya sepenggal yang tidak berarti buatmu. Having no communication with you for awhile is like drinking coffee without sugar, it's not complete or should I say my life is not complete when you are not here beside me.  
I miss you !
Aku hanya berpikir secara realistis apa yang diberikan Tuhan. Tentang perasaan, keadaan mungkin juga sebuah karakter yang terbentuk. Apa yang masih bisa dirasakan apa yang masih dijaga, kadang karena terlihat selamanya, orang hanya memandang kecil sesuatu yang harusnya tidak diremehkan. Good-bye's make you think. They make you realize what you've had and what you've lost and what you've taken for granted. Jangan pernah beranggapan suatu keadaan berubah karena hal besar, justru hal besar itu terbentuk dari hal-hal yang suka diremehkan seperti ini. Seperti sebuah rasa kangen yang terbentuk tidak rapi. Yang hanya muncul takut-takut karena bisa saja jadi beban buat orang yang ter-rindukan. Ini hanya tentang kadar perasaan. Atau mungkin ini hanya masalah jarak yang meminta kita untuk saling mengerti dan percaya ketika kita sedang tidak bersama. Yang jelas, aku ingin meloncati hari ketika kamu tidak bisa bercerita dan sekedar membuatku tertawa.
When I think of you I get this feeling that I want to see you. I miss you, Sid  !

Thursday 2 August 2012

DUA

Bukan karena hari yang lalu tepat ketika aku menulis judul ini, adalah tanggal dua. Ini karena aku dan kamu bersatu. Berjuang bersama untuk membuat suatu kenangan bersama di masa depan. Dengan huru-hara yang tersusun rapi, proses ini tidaklah gampang. Bahkan kita harus membuang ego masing-masing untuk bisa bersatu. Terimakasih karena kamu telah melukis hari -hariku yang dulu kelabu dan  mengulurkan kedua tanganmu untuk aku genggam. Aku aman sekarang, entah dengan perasaanmu atau dengan kepercayaanmu yang dengan susah payah aku lekatkan disetiap hariku. Entah bagaimana aku mengungkapkan perasaanku ketika kamu dengan senyumanmu menarikku untuk masuk kedalam mimpi yang indah ini. Wait, ini bukan mimpi. Jelas bukan mimpi. Ketika dengan hangatnya kamu mencium keningku dengan lembut. Aku terbangun dari harapan semu. Saat itu juga aku tau aku tidak lagi berjalan sendiri. Tidak lagi melukis dengan tinta abu-abu lagi . Bukan dengan ketidaksengajaan lagi kamu menggenggam tanganku ketika kita sedang menyebrang jalan, bukan dengan alasan-alasan lain sekarang kita bertemu. Ini karena kita akan berjalan berdampingan, dengan jalan yang sama dan cerita yang serupa. Aku akan mengajakmu menghapus gengsi yang masih tersisa, dan membiarkan dunia tau kalau akan ada cerita kita, kita berdua yang berjalan berdampingan dengan kedua tangan saling menggenggam dan tertawa bersama, walau terkadang terselip canda dan duka yang mengiringi langkah, kita akan hadapi bersama :) 

IK HOU VAN JE , SID !
 more and more :)

If we deny love that is given to us, if we refuse to give love because we fear pain or loss, then our lives will be empty, our loss greater.

Sunday 22 July 2012

Sebuah Elegi

"Kalau aku suatu saat entah kapan berusaha meruntuhkan apa yang sudah menjadi tembok pemisah kita, apa kamu bakalan mau nungguin aku ?"
-Kamu -

Ombak dan angin di pantai ini bener-bener nggak bersahabat. Entah karena melihatku yang masih membisu memandangi mereka atau mungkin karena aku datang diwaktu yang tidak tepat untuk dirasakan. Tapi siang ini tidak mengecewakan untuk datang kesini, ke pantai ini. Tidak terlalu terik memang, walaupun dengan angin yang cukup kencang. Aku dan kamu hanya diam dengan berjuta pikiran masing-masing. Entah apa yang kamu pikirkan begitu juga aku. Sesekali aku bertanya untuk kesekian kali padamu barangkali ada yang ingin kamu sampaikan. Tapi kamu tetap asik dengan asap dan elegimu yang melekat kuat. Aku tidak memaksamu untuk berbicara sekarang. Tidak juga untuk berkata-kata mesra. Karena jelas kita bukan siapa-siapa. Aku hanya ingin bertanya kepada Sang Pencipta, kenapa harus dia ? Setelah beberapa saat kemudian entah siapa yang memulai kita sudah masuk dalam sebuah cerita. Kita tersimpan dalam sebuah memori kecil untuk masa depan. Tanganmu mulai erat menggenggamku seakan aku tidak diperbolehkan mengisi celah-celah jari dengan yang lain. Kamu mencurahkan semuanya, walaupun sebenarnya tidak ada satupun kata romantis yang keluar, tapi bagiku ini adalah yang paling romantis. Karena aku tau sampai detik ini kamu masih saja berusaha untuk merobohkan apa yang sudah kamu bangun sendiri dengan kuatnya. Masih berpikir keras untuk menerima resiko kemudian, ketika kamu menyadari ini adalah masalah waktu. Kamu dan aku tidak mau menghabiskan waktu dengan kesalahan konyol sebelum kita sempat saling menjaga. Aku masih tetap dengan -tidak memaksamu- untuk memiliki perasaan yang sama, karena dari awal aku hanya menjaga apa yang sudah aku perjuangkan dengan matang. Sudah aku bilang berkali-kali, aku tetap disini ketika kamu akan mulai bercerita tentang kita atau mungkin bersiap mundur. Ini adalah bagian dari resiko apa yang sudah aku pilih mungkin. Begitu juga denganmu. 
Ich brauche dich Sid !
 
One day you'll love me, the way I loved you. One day you'll think of me the way I thought of you.
Actually, Hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies ! whoo-hoo.

Thursday 19 July 2012

Pallawa Hitam dan Bermakna Selamanya


Aku memandang terus tulisan melingkar yang tidak semua orang bisa membacanya. Aku bisa membacanya karena memang waktu kecil diwajibkan untuk bisa membaca tulisan jaman awal kerajaan Kutai. Aksara yang berasal dari Dinasti Pallava yang pernah berkuasa di selatan India tersebut menorehkan  makna yang sangat jelas. Ini tentang identitas. Entah apa yang terpikirkan ketika guratan itu menyentuh bagian tubuh. Entah rasa bangga atau terlalu menyayangi sang empunya nama.  Yang jelas sangat beruntung sekali ketika sebuah identitas terukir untuk selamanya diatas media apapun.  Ini bukan sebagai media perantara dan pengingat saja. Ini karena dibawa oleh perasaan bangga dan ingin diakui seantero jagad raya ini adalah maha karya. Atau bahkan ini bukan sekedar karya, ini adalah sayatan tinta yang menembus kulit dan dipersembahkan untuk sang pelita jiwa. Ini bukan hanya sebagai ajang penyelarasan dan simbol kedewasaan, ini adalah pembawa ketenangan dan pengungkapan publik. Bangganya jadi sang pujaan hati. Ketika sabuah tinta tergores manis dan bersarang selamanya. Tidak ada satupun yang bisa menggesernya untuk hilang dan terhapus kecuali tinta itu sendiri. Seolah berikrar untuk selamanya dihati. Aku sedikit berimajinasi  menempatkan posisiku seperti siapa yang tergores namanya. Aku menarik nafas dalam-dalam dan merasakan sesuatu yang luar biasa hebatnya ketika tau akan ada namaku disetiap geraknya, disetiap sudut tujuan ketika dia melangkah dan disetiap keadaan dimana dia akan lompat kegirangan atau bermuram durjana.  Aku akan berganti posisi dimana aku akan menjadi yang tergores oleh suatu nama. Lagi-lagi aku menghela nafas panjang  Aku merasakan euphoria yang sangat hebat ketika tulisan itu tergores disamping organ tubuh ini. Luapan rasa bangga terus mengalir. Menunjukkan bahwa dialah sang penyemangat jiwa satu-satunya dan tidak akan tergantikan. Membuktikan bahwa dialah satu-satunya yang terikat denganku entah sampai kapan. Mungkin sampai waktunya tiba dan dia sendiri yang berusaha melepaskan ikatan ini.

Note : bergembiralah karena pernah menjadi goresan masa lalu. Karena waktu terus berjalan dan tidak akan pernah sama. Bergembiralah ketika ada nama kalian dikehidupan orang ketika dia bermain dengan masa lalu, masa sekarang atau hingga masa depan :)

“The past is never dead. It's not even past.”


Berproseslah Denganku

Aku masih terjaga ketika jam sudah menunjukkan sudut runcing terbalik seperti segitiga. Ini sudah pagi sekali ketika pikiran ini masih saja terpaku dengan hebatnya kearahmu. Kamu masih saja menjadi sebuah pondasi untuk aku bercerita hari ini. Proses untuk menjadi sebuah 'kita' adalah tidak mudah memang. Harus melewati sepersekian rasa tidak pasti yang hambar. Bahkan untuk menatapmu lama saja aku tidak bisa. Tapi sekarang jangankan untuk memanggil dan menyebut namamu, bersandar di bahumu adalah kegemaranku. Aroma khas badan ini adalah seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, ini adalah aroma penyemangat jiwa. Proses ini belum termasuk proses panjang memang, tapi aku sudah tidak punya kemauan untuk mundur lagi. Tapi belum berarti dengan gagahnya aku melangkah. Aku juga hanya punya sedikit nyali untuk mengajakmu berproses denganku. Ya, masih dengan alasan kuat sebelumnya, karena kamu memasang tembok pembatas kepada harapanku. Ini masih sangat kuat untuk aku lampaui. Jadi ketika kamu mempertanyakan kepastian, aku masih menjawab dengan jawaban yang sama. Aku tetap disini dengan posisi berjuang. Entah apa posisimu, berproseslah denganku ! 


I used to want a relationship with no strings attached, but then I realized the strings are what holds a real relationship together #DamnItsTrue !


Note : nur die Zeit beantworten können

Monday 16 July 2012

Cupcakes Terabaikan

Ini bukan sama sekali sogokan seperti yang kamu bilang. Ini adalah bukti bahwa setiap kecil impianmu aku rekam dengan cepatnya di memori otak. Pikirku, ini bakal jadi bahan, biar harimu selalu berwarna. Aku tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk sekedar mendapatkan senyum kebanggan yang biasa kamu berikan padaku. Aku tinggal memutar kembali apa yang sudah terekam dan mewujdkannya dengan nyata. Tapi aku salah besar. Cupcakes mini yang aku berikan dipandang sebelah mata. Jatuh seketika adalah ketika usahamu untuk sekedar memberi perhatian kecil dipandang negatif. Hancur berkeping-keping seperti dihujani beribu-ribu jarum diatas kepala, menyayat sepersekiancelah dihati. Mengikis paksa sebuah harapan kecil dihati bahwa kamu akan tersenyum setelah melihat cupcakes ini. Tapi mungkin pikiran ini hanya pikiran yang berlebihan saja. Aku yang terlalu berharap kamu akan kembali lagi seperti dulu, kita sama-sama saling bercerita dengan cerianya, kita sama-sama saling meghabiskan waktu sekedar bermain dengan harapan. Ini adalah cupcakes kesukaanmu yang kembali terabaikan.Ini hanya sebuah cupcakes yang percuma untuk bisa dinikmati sang pujaan hati. Ini hanya sebuah media pernohonan maaf sudah membuatmu kecewa. Tapi kali ini aku yang mengantongi kata kecewa, karena apapun usahaku akan terlihat sama dan percuma. Jadi apa yang bisa aku lakukan sekarang selain diam dan menunggu waktu yang menjadi penengah antara aku dan kamu.

Note : Cupcakes ini hanya sebuah media permohonan maaf membuat harimu kelabu, tapi bukan sebagai upaya penyuapan untuk bisa memaafkan aku. Kamu terlalu jauh untuk sekedar memikirkan hal negatif. Anggap saja ini cupcakes terakhir yang terabaikan.

Sunday 15 July 2012

Harmoni Hari Ini


A negative judgment gives you more satisfaction than praise, provided it smacks of jealousy, Sid !

Aku mengusapkan mata ketika bersiap mengulas cerita ini. Hari ini terlalu kompleks untuk diceritakan sebenarnya. Semua bertumpu dengan kecerian dan tertumpah oleh sebuah bom waktu yang menjadi penyekat dimana sebuah posisi diambang batas penyesuaian akan segera berakhir atau terus berjuang. Aku merasakan gelak tawa, pelukan hangat dan tetesan airmata dalam waktu hampir bersamaan. Ketika aku baru saja akan berbicara dengan Tuhan, entah mungkin dengan keterlambatan yang fatal, tentang serunya hari ini, aku ditunjukkan sebuah cerita lain yang membuatku merasakan perasaan sakit hingga disendi-sendi tulang. Ini terlalu cepat Tuhan untuk sekedar mengganti alur cerita. Baru saja aku menemukan tempat yang nyaman untuk saling berbagi, lalu dihadapkan dengan sebuah elegi yang tidak berperasaan ini. Aku baru saja akan ber ikrar untuk selalu menjaga perasaan ini hingga dia menemukan yang lebih baik. Belum sempat aku merasakan diperjuangkan dengan pastinya, aku sudah dipaksa untuk merasakan lagi apa yang sudah pernah dan berkali-kali mencabikku dengan sengatan panas. Ini lebih dari sekedar patah hati. Ketika aku dan dia mempunyai perasaan yang sama tetapi dia bersikeras untuk mematok tembok-tembok pembatas, dan berusaha mengikis perasaan ini sedikit demi sedikit untuk tidak berkembang sebagaimana mestinya. Aku yang masih berusaha membiarkan perasaan ini dengan bebasnya tumbuh  sedangkan diwaktu bersamaan kamu mengikisnya dengan lantang dan tanpa perasaan sendu sekalipun. Aku terus membiarkan perasaan ini tumbuh walaupun dengan batas yang ada sedangkan perasaanmu sudah tertanam dengan diamnya. Tidak ada lagi tentang kita, mungkin. Kecuali kamu sendiri yang menggalinya dan menyiramnya kembali. Aku yakin perasaan ini akan cepat kembali hadir. Karena aku tidak akan kemana-mana. Karena aku akan tetap ada disini untuk sekedar meminta kepastian pada Tuhan, untuk menjaga harimu agar selalu berwarna :)


 "If i am really a part of your dream, you'll come back one day"
- Paulo Coelho -
Kembalilah Secepatnya, Sid !

Saturday 14 July 2012

Ketika Selamanya Ada Batasnya

// I love you forever. I guess forever means until you find someone better \\ 

Ketika disudutkan dengan kata-kata diatas, maka aku akan menganggukkan kepala untuk sekedar menyetujui makna yang terungkapkan. Tidak semua hal memang, ketika selamanya mempunya batasan yang membuat orang tidak bertahan dengan suatu posisi. Ini sama juga halnya ketika aku melontarkan kata-kata yang memaknai bahwa aku membutuhkan sebuah sosok yaitu -kamu. Memang aku akan berikrar setia untuk menjaga perasaan ini padamu selamanya. Tapi selamanya yang aku maksud bukan tanpa batasan. Yah, aku pikir apa yang mesti aku harapkan pada 'selamanya' ketika dengan gamblingnya kamu menemukan sosok lainnya. Bahkan mungkin lebih sempurna ketika disandingkan denganku yang hanya sepotong kecil bagian ceritamu. Aku bahkan tidak pernah berpikir untuk bisa melawan cerita yang bertautan dengan waktu ini. Aku rasa apa yang mesti dilawan untuk sekedar berpikir kalau tidak semua hal di dunia ini berakhir selamanya. Ego ini sangat kental bertahan ketika diri sendiri menekukkan wajah dalam-dalam dan bersikeras tidak mampu melawan waktu. Ketika semua rasa telah dipersembahkan dengan matangnya, aku tidak mau lagi ada luka. Jadi sebelum kamu menentukan pilihan, coba carilah yang terbaik, bukan yang selalu enak dipandang, tapi yang bisa membawa kebahagian dalam bentuk apapun. Walaupun hanya dengan sebuah senyuman.


//You can ignore me for as long as you like. but you cant change the memories that i brought into your life\\

Friday 13 July 2012

Sebuah Coretan Kecil

Love shouldn't be about jealousy or anything like that. It should be about commitment and being able to trust that person. If you can't have that from the get-go, there's a problem.


Ceria ini hilang ketika kamu mulai membicarakan yang sudah tersimpan rapat di antara masa-masamu yang lalu. Senyum ini sudah enggan untuk muncul lagi, sekedar terulas tipis disetiap sudut bibir. Ini karena kamu melontarkan kecerian masa lalu yang sangat pasti tidak bisa aku dapatkan. Jadi jauhkan saja harapan semu yang baru saja kamu perbincangkan. Tidak seharusnya perasaan gelisah dan tidak terima ini muncul. Ini salah. Tidak seharusnya aku punya perasaan cemburu seperti ini. Ketika kamu bukan seutuhnya milikku. Ini hanya gurauan keadaan dimana ketika aku lengah dan malas untuk menanggapi sebuah prinsipmu yang sangat kental dengan sebuah paham idealisme. Aku muak sebenarnya. Ketika aku juga ikut terperosok ke dalam situasi yang kamu buat, sekedar untuk menutupi diri dan bersikeras untuk tidak menjilat ludah sendiri. Padahal aku dan kamu diberi kesempatan untuk bisa merasakan perasaan yang bisa diagungkan ini. Tapi kamu tetap dengan frase kekuatan paham yang kamu anut. Aku semakin malas dengan perasaan cemburu ini. Mengoyak dan mencabik bersamaan. Dan semakin perih ketika kamu dengan bangganya menceritakan kembali sebuah kotak kenangan yang paling lugu sekalipun. Aku ambil sebuah spidol warna dan aku tuliskan sebuah kata sederhana penarik jiwa. Aku sematkan namanya di dalam telapak tangan ini. Dan semoga kamu tau, aku hanya manusia yang mempunyai keterbatasan dalam hal ini. Ketika perasaan ini dengan gemuruhnya berontak ketika kamu menyebutkan namanya kembali beserta dengan apa yang telah kalian lakukan di masa-masa terik dan terdahulu.


//I LOVE YOU, SID 
AND I ALWAYS DO//

Thursday 12 July 2012

Beranikan Diri Untuk Sekedar Bermimpi

WHEN YOU LOVE SOMEONE
ENDAH N RHESA


I love you but it's not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you're still in my dream
And I can't stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence

When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will lose your chance
To make your dreams come true...

I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say... “hello”
And I can't stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...

And I never thought that I'm so strong
I stuck on you and wait so long
But when love comes it can't be wrong
Don't ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way....
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...


Memberanikan diri untuk sekedar punya mimpi adalah usaha yang gampang-gampang susah. Tidak gampang karena untuk membangun sebuah mimpi kita harus mencari posisi yang paling nyaman untuk menyandarkan badan dan bersiap untuk terlelap dari kehidupan nyata. Bermimpi untuk memilikimu adalah sebagian dari doa pengantar tidurku. Ketika berbicara dengan Tuhan, untuk menyeimbangkan mimpi ini agar tidak membawaku terlalu jauh, aku seolah mengerti, tidak semua mimpi akan utuh ketika sang empunya terjaga. Ada yang buram ada yang terlihat jelas. begitu juga dengan sebuah harapan. Ada yang sesuai dan ada yang sedikit menyimpang. Ketika aku tersudutkan oleh sebuah mimpi bersamamu, aku akan segera memanfaatkan kesempatan ini untuk bertannya sebelum aku ditarik kembali ke alam nyata. 'Apakah kamu ingin bermimpi yang sama denganku ?'

Jawablah ketika aku sudah mulai terjaga.  Apapun jawabanmu, cuma bisa aku temukan ketika mimpi kita sama. Sampai jumpa dan selamat terlelap seketika !

Wednesday 11 July 2012

"Ini Rahasia Tuhan !", Kata Papa

Kali ini Tuhan biarkan aku mengolah sebuah cerita bersama-Mu. Lewat tulisan ini aku akan bercerita dan sekedar bertanya apa yang aku tidak tau. Pagi ini aku dihinggapi perasaan yang bercampur aduk ketika pertama kalinyanya papa mengajakku sekedar berbicara ringan. Tapi entah kenapa papa kali ini berusaha dengan sangat hati-hati mengubah topik pembicaraan dari akademis menjadi non akademis. Bahkan mungkin ini sudah terlalu jauh memasuki ruang pribadi dan batas kehidupan seorang anak perempuan satu-satunya. Aku mulai menelan ludah. Sepertinya ini tentang-Mu Tuhan. Ini tentang garis keras yang Kau bentangkan kepadaku untuk bisa merasakan suatu perasaan yang indah. Dan benar, papa memintaku untuk menyusun sebuah pembatas untuk suatu perbedaan yang sudah digariskan sejak lahir ini. Aku mempertanyakan pada papa, Kenapa Tuhan mempersilahkan umatnya untuk menyebut-Nya dengan beragam penyebutan. Kenapa tidak diseragamkan saja biar kami sama-sama bisa bebas menentukan perasaan? Kenapa justru perbedaan ini harus dipisah dibatasi tembok besar yang sangat tinggi ? Dari kecil aku tidak pernah diajarkan untuk mempunyai lebih dari satu Tuhan. Tapi aku masih heran ketika orang-orang bersikeras berlomba-lomba untuk sekedar pamer ketika yang mereka sebut Tuhan adalah yang paling Esa. Yang paling Esa adalah Tuhan yang ada dalam diri kita. Apapun keyakinannya menurutku cuma manusia yang selalu membuat semua ini berbeda. Kata papa, " Ini Rahasia Tuhan" . Apa yang menjadi rahasia Tuhan selalu dan akan selamanya seperti itu. Apakah ini adil Tuhan? Ketika Kau sematkan sebuah perasaan yang sederhana ini untuk seorang yang aku sayangi, tapi Kau batasi juga dengan tembok-tembok besar tanpa pintu  ketika semua ini diperjuangkan dengan matangnya, ketika tidak ada lagi jalan lain yang Kau persiapkan, apakah harus aku hancurkan tembok yang tak beraturan ini ? Atau aku harus mundur dengan resiko tidak akan kembali dengan cerita yang sama ?

Jadikan ini tetap Rahasia-Mu Tuhan. Aku akan terus mencari jalannya untuk bisa sama-sama berjuang. Demi sebuah perasaan sederhana ini. Demi Tuhanku dan sebuah keyakinan. Demi kamu yang sudah terlalu dalam memintaku untuk terus mencari celah. 
Love will find a way !
I love you, Sid