Saturday 19 November 2016

Lelapkan Tidurku

Sudah beberapa minggu ini, aku kembali benci tidur.
Bukan karena predikat insomnia yang melekat sejak kecil ini mulai menggangguku perlahan.
Bukan. Ini karena aku mulai gelisah. Aku seperti sedang bermimpi.
Sepertinya baru kemaren Tuhan menawarkan kebahagiaan,
Ternyata Tuhan hanya menawarkan tanpa menunggu jawabanku.

Seperti malam ini. Entah malam keberapa tanpa berkomunikasi sama sekali denganmu. Usahaku entah dengan cara yang mana yang bisa menyingkirkanmu semenit saja kalau bisa. Aku memejamkan mata dan berdoa pada Tuhan. Untuk hari ini saja, lelapkan tidurku, tanpa memikirkan dia. Ketika Tuhan mendengar doaku, dering telepon genggam diwaktu-waktu biasa kamu menelpon berdering. seketika jantung ini berdetak tanpa irama. Ah persetan dengan semua ini. Kalau saja ada yang memintaku untuk menyebutkan nama orang yang aku benci dalam 3 nama, aku pastikan nama pertama yang aku sebutkan adalah diri sendiri. Bagaimana tidak, jika perasaanmu yang sudah tertanam beratus-ratus hari ini bisa selalu sama walaupun tiap hari selalu dibanjiri oleh airmata dan makian. Oke, seenggaknya aku paham. Jika aku tidak bisa mengandalkan sisa harapan yang aku punya tentangmu, aku akan mengandalkan doaku tiap hari. Setidaknya ini caraku untuk selalu dekat denganmu, walaupun aku hanya bertemu denganmu lewat sepenggal doa yang aku panjatkan setiap hari. Aku tertawa sesekali, dengan tawa sinis pastinya. Menertawakan diri sendiri, sebegitu bodohnya aku disetiap harapan yang aku punya dengan bangganya aku tersenyum, sedangkan dibalik itu, Kamu - sang pemberi harapan, hanya seolah memberikan permen kepada anak kecil yang menangis, Ini tidak akan ada dalam ingatanmu, ini tidak akan tercatat dalam sejarah manapun, kalau di belahan dunia ini, seenggaknya ada orang yang tidak pernah tertidur untuk selalu berdoa.
Bahkan ketika senja sudah menjemput sekalipun, dan menawarkan pesonanya, aku tetap dalam percayaku, jika suatu saat nanti, kita bisa menjemput senja bersama (lagi).


atau mungkin tidak sama sekali .

No comments:

Post a Comment