Thursday 20 October 2016

Ternyata Tuhan menawarkan kebahagiaan

1 September 2016
(hitung mundur 10 hari dari sekarang,
 dan bersiap-siap melihat apa yang akan terjadi setahun kedepan).



Jantung ini rasanya mau meledak. Ketika kamu memintaku untuk mengijinkanmu untuk membaca surat yang aku kasih sebelum kita memutuskan untuk liburan bersama. 
Kamu mengejekku, karena dalam kondisi tidak fit sama sekali, aku masih menutup telingaku ketika kamu mulai membaca suratku dengan lantang.

Awalnya kamu membaca dengan suara lantang seperti sedang berorasi didepan orang-orang, tapi beberapa menit kemudian kamu memelankan suara, seketika jantungku seperti pindah tempat dalam sekejap. Mungkin itu adalah pertama kalinya dalam hidup ketika aku merasakan aliran darahku seperti kelebihan muatan dan mengalir dengan sangat derasnya. Sepersekian detik Tuhan menawarkan kebahagiaan. Semua doa-doa tahun-tahun belakangan ini. Tuhan tidak mengabaikanku dengan luka yang tergores sudah cukup lama. Tuhan menawarkan kebahagiaan. Tapi tidak lupa dengan segala resikonya. Dan aku memilih untuk menikmati kebahagiaan itu. Walopun dengan begitu, aku menaikkan kadar harapanku setingkat lebih tinggi. Dan dengan begitu aku tau aku bakalan harus siap terjatu lebih tinggi dari pijakanku kemaren. Karena suatu saat, ketika Tuhan merasakan aku sudah cukup belajar, aku segera diuji. Meninggalkan atau cukup bertahan.


Note : Karena yang hanya bisa kupegang adalah percayaku, Aku sematkan namamu dalam doaku tiap hari, agar ketika apa saja tidak berjalan lancar di harimu, setidaknya doaku selalu menentramkan hatimu. 

No comments:

Post a Comment