Thursday 6 August 2015

Merindukan Tawamu

Karena sekarang tawamu milik bersama.
Aku merindukan tawa ketika dengan sengaja kamu mencariku,
bercerita berlama-lama, sesekali mengejekku dengan candaanmu.


Aku rindu ketika kamu menghabiskan waktu dengan menelponku berjam-jam lamanya,
mengetikkan pesan di media sosial tanpa takut-takut.
Aku muak dengan keadaan ini.
Keadaan dimana genggaman tangan kita ini harus segera dilepaskan.
Keadaan dimana aku  hanya bisa menikmati tawamu samar-samar dari jauh.
Keadaan dimana sudah ada orang yang menjadi penggantiku untuk mendengarkan setiap ceritamu.
Aku muak. Karena tanpa tawamu,  Ini cuma jadi sebatas hari-hari terpaksa dilalui.
Selesaikan secepatnya. Aku atau kamu. Sama saja. Karena memang dari kita tidak ada yang memulai. Maka kita tidak seharusnya berakhir.






(Seperti ini.)

No comments:

Post a Comment