Wednesday 11 July 2012

"Ini Rahasia Tuhan !", Kata Papa

Kali ini Tuhan biarkan aku mengolah sebuah cerita bersama-Mu. Lewat tulisan ini aku akan bercerita dan sekedar bertanya apa yang aku tidak tau. Pagi ini aku dihinggapi perasaan yang bercampur aduk ketika pertama kalinyanya papa mengajakku sekedar berbicara ringan. Tapi entah kenapa papa kali ini berusaha dengan sangat hati-hati mengubah topik pembicaraan dari akademis menjadi non akademis. Bahkan mungkin ini sudah terlalu jauh memasuki ruang pribadi dan batas kehidupan seorang anak perempuan satu-satunya. Aku mulai menelan ludah. Sepertinya ini tentang-Mu Tuhan. Ini tentang garis keras yang Kau bentangkan kepadaku untuk bisa merasakan suatu perasaan yang indah. Dan benar, papa memintaku untuk menyusun sebuah pembatas untuk suatu perbedaan yang sudah digariskan sejak lahir ini. Aku mempertanyakan pada papa, Kenapa Tuhan mempersilahkan umatnya untuk menyebut-Nya dengan beragam penyebutan. Kenapa tidak diseragamkan saja biar kami sama-sama bisa bebas menentukan perasaan? Kenapa justru perbedaan ini harus dipisah dibatasi tembok besar yang sangat tinggi ? Dari kecil aku tidak pernah diajarkan untuk mempunyai lebih dari satu Tuhan. Tapi aku masih heran ketika orang-orang bersikeras berlomba-lomba untuk sekedar pamer ketika yang mereka sebut Tuhan adalah yang paling Esa. Yang paling Esa adalah Tuhan yang ada dalam diri kita. Apapun keyakinannya menurutku cuma manusia yang selalu membuat semua ini berbeda. Kata papa, " Ini Rahasia Tuhan" . Apa yang menjadi rahasia Tuhan selalu dan akan selamanya seperti itu. Apakah ini adil Tuhan? Ketika Kau sematkan sebuah perasaan yang sederhana ini untuk seorang yang aku sayangi, tapi Kau batasi juga dengan tembok-tembok besar tanpa pintu  ketika semua ini diperjuangkan dengan matangnya, ketika tidak ada lagi jalan lain yang Kau persiapkan, apakah harus aku hancurkan tembok yang tak beraturan ini ? Atau aku harus mundur dengan resiko tidak akan kembali dengan cerita yang sama ?

Jadikan ini tetap Rahasia-Mu Tuhan. Aku akan terus mencari jalannya untuk bisa sama-sama berjuang. Demi sebuah perasaan sederhana ini. Demi Tuhanku dan sebuah keyakinan. Demi kamu yang sudah terlalu dalam memintaku untuk terus mencari celah. 
Love will find a way !
I love you, Sid 

No comments:

Post a Comment