Wednesday 30 May 2012

Harapan Ini Membinasakan

Aku rasa tidak perlu punya banyak harapan untuk membuat bahagia muncul ke permukaan. Aku rasa tidak juga dengan kamu ada, lantas semua kelabuku memudar. Tidak dengan menekan segala prioritas diatas segalanya untuk bisa bersama. Aku salah dengan menyusun segala harapan dari yang paling sederhana hingga harapan seluas ladang. Aku merasa ini hanya sebuah permainan pikiran yang entah sampai kapan bisa diwujudkan. Terlalu bahagia dengan sebuah kata-kata' andai saja' dan jatuh kemudian dengan sebuah kenyataan. Aku akan putar arah sekarang, mengembalikan apa yang tidak pasti untuk dipegang, aku akan mengambil ancang-ancang ketika sebuah realita mulai mengecam. Harapan ini membinasakan apa yang sudah ada, Ketika seru diantara kami sudah tidak menyala lagi, harapan ini justru lebih menyayat nadi. Aku rasa aku akan hidup dengan sedikit harapan yang pasti. Bukan karena harapan ini membuat semuanya menjadi semu, ini karena aku tidak mau membuat kamu jadi bisu karena telah aku binasakan. Karena harapanku adalah kamu.



In the arithmetic of love, one plus one equals everything, and two minus one equals nothing.  ~Mignon McLaughlin, The Second Neurotic's Notebook, 1966

Have you ever been hurt and the place tries to heal a bit, and you just pull the scar off of it over and over again ? i was an idiot !!


Forget the times he walked by, forget the times he made you cry, forget the times he spoke your name, remember now he's not the same, forget the times he held your hand, forget the sweet things if you can, forget the times and don't pretend, remember now we are just partner in crime ...


Regards, 
Aku yang selalu berasumsi sendiri

No comments:

Post a Comment